Mark Cavendish, Sprinter yang Belum 'Berakhir'
Sudah lama karier Mark Cavendish seperti berakhir di dunia balap sepeda. Tapi setitik hujan mengakhiri paceklik juara. Dan “hujan” itu terjadi Minggu, 7 Maret lalu di GP Monsere.
Pembalap berusia 35 tahun ini memenangkan juara dua. Di belakang Tim Merlier. Momentum yang kurang pas membuat kereta Deceuninck-Quickstep tidak sukses membawanya ke garis depan.
Tetapi dengan kemampuannya yang ekselen, kurang 100 meter dari garis finis, Cavendish sanggup mengikuti Tim Merlier dan menjadi finis kedua.
Memang pembalap Alpecin-Fenix yang memenangkan balapan Le Samyn minggu lalu itu berada di saat yang tepat..
Cavendish tidak mampu melawan Merlier, tapi sprinter lain yang hadir di GP Monsere ini juga bukan kaliber Tour. Tapi dengan pencapaian ini, seluruh fans pembalap yang pernah mencapai 30 kali juara etape Tour de France ini patut menaruh optimisme padanya.
“Saya sedikit kecewa, tapi saya merasakan bahagia,” bilang Cavendish sesaat setelah balapan usai.
Kemenangan terakhir Cavendish adalah di Dubai Tour 2018. Setelah itu, dua musim dia absen di Tour de France.
Lantas satu tahun di Bahrain-Mclaren yang menyatukan kembali dengan pelatih Rod Ellingworth, Cav hanya bisa finis peringkat 12 di etape 2 Tour of Poland.
Ketika 2020 berakhir, nampaknya berakhir pula karier balap Cav dan memaksanya untuk pensiun. Tapi secercah harapan dari Deceuninck-Quickstep, tim yang membinanya selama 2013-2015 memberinya harapan untuk menunjukkan kualitasnya sebagai pembalap pro. Paling tidak untuk setahun ini.
“Tidak masalah, saya hanya ingin tempat untuk balapan dengan sepeda saya,” tutup Cavendish