Jangan Mau Diadu-domba, Ini Seruan Jenderal Gatot dan Wasekjen MUI
Peristiwa penyerangan jamaat saat melaksanakan misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Sleman, Ahad lalu, juga sejumlah kasus penyerangan Ulama oleh orang-orang jahat, akhirnya membuat dua tokoh ini ikut bersuara.
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, melalui akun twitter pribadinya, @Nurmantyo_Gatot, mentwit ajakan dan himbauannya.
Jenderal Purn Gatot melempar pertanyaan, mungkinkah semua terjadi “by design”? Beliau jawab sendiri," Para Ulama harus waspada jangan mau di adu domba. Ini sangat menghawatirkan. "
Ditambahkan Jenderal Gatot, tidak pernah ada penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan kekerasan, apalagi dengan perang. "Ini pasti cara orang yang tidak beragama dan tidak Nasionalis, sehingga mengadu domba dan menciptakan disharmoni dalam keberagaman kehidupan Bangsa Indonesia, " paparnya.
Mantan Panglima yang dijagokan jadi Cawapres 2019 ini menambahkan, dirinya sangat prihatin atas kasus penyerangan jamaat gereja dan penganiayaan Ulama. "Semoga kasus ini bisa ditangani dengan tuntas, sehingga tidak merusak harmoni dalam keberagaman kehidupan bangsa Indonesia," ujarnya.
Gatot lantas menyarankan, agar rakyat Indonesia semakin bersatu. "Kita ajak para pemuka pemuka Agama lainya, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, rapatkan barisan," tegasnya.
Gatot menambahkan, negara ini dibutuhkan figur pimpinan. "Seorang pemimpin negara perlu menjadi orang yang beriman dan bertakwa, sehingga dia memimpin dengan benar.." tukas Gatot yang belakangan aktif update di akun @Nurmantyo_Gatot ini.
Hal senada juga disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain.
Melalui akun pribadinya, @Ustadtengkuzul, Ustadz Tengku Zulkarnaen menyerukan rakyat Indonesia, Khususnya Umat Islam, tetap waspada. "Penganiayaan Ulama dan Tokoh Islam, dari Jawa Barat sampai Aceh, serta penyerbuan Gereja Katolik di Yogjakarta, kemungkinan adalah upaya adu domba," tegasnya.
Diserukan Ustadz Tengku, rakyat jangan terpancing sehingga NKRI chaos. "Yang rugi negara dan rakyat Indonesia sendiri," katanya mengingatkan.
Sejumlah kasus penyerangan ulama oleh oknum jahat belakangan pelakunya disebut "orang gila" oleh polisi. Sedang pelaku penyerangan jamaat gereja di Sleman Yogyakarta, sudah ditangkap polisi dan sedang dilakukan pemeriksaan. (dmr)
Advertisement