Marak Sistem Online, Pedagang Konvensional Tetap Diminati
Turunnya harga jual hewan kurban jenis kambing di pasaran saat ini memicu meningkatnya daya beli masyarakat terutama di Wilayah Kota Kediri, Jawa Timur. Harga kambing jenis jawa yang sudah layak memenuhi persyaratan untuk disembelih dapat diganti mahar dengan harga Rp 1,6 juta. Sementara untuk jenis kambing super berpawakan besar dibandrol Rp 6,5 juta.
Tingginya daya beli masyarakat, terhadap hewan kurban tahun ini, dirasakan salah satu pedagang bernama Saipul Mukson (48). Pria yang memiliki lapak hewan kurban di jalan Penanggungan Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ini mengaku, jika jumlah pembeli tahun ini meningkat kisaran 20 persen bila dibandingkan tahun lalu.
" Harganya lebih murah, yang kedua banyak yang minat buat kurban tahun ini. Yang ketiga harga dibawah standar," terang Mukson, Minggu 11 Agustus 2019. Ia menjelaskan, tahun lalu untuk semua jenis kambing harganya di atas harga pasaran di tahun ini. Sehingga penjualan kambing pun merosot karena daya beli masyarakat tak mampu menjangkaunya.
Mukson menambahkan, kambing yang ia jual kebanyakan jenis jawa silangan jenis PX. Kambing itu ia beli langsung dari peternak di wilayah Dampit, Malang Selatan. Mukson mengutarakan, alasanya kenapa ia lebih tertarik untuk membeli sekaligus mendatangkan kambing dari daerah Dampit Malang Selatan dibanding daerah lain, lantaran kualitas dagingnya lebih bagus, kambingnya tidak muda stress dan harganya murah.
"Mutu dagingnya lebih bagus, selama ini dari daerah Dampit Malang itu lebih murah dari pada lainya selisih banyak," Papar warga Kelurahan Lirboyo ini menjelaskan sejumlah alasannya membeli hewan kurban dari daerah tersebut.
Meski sekarang ini lagi ngetren penjualan hewan kurban dengan sistem online, bagi Saipul Mukson hal ini bukanlah masalah, alias tak memengaruhi penjualan mereka karena setiap harinya hewan kurban yang ia jual di Jalan Penanggungan Kecamatan Mojoroto selalu laku 5 sampai 6 ekor kambing.
"Saya jualnya langsung secara terbuka (sistem konvensional), nggak bisa kayak online. Kalau saya ya semuanya cari untung, ya monggo aja. Memang biasanya online mungkin gak punya lahan atau lapak di pinggir jalan," imbuh Mukson. (fen)