Marak Kekerasan Seksual Anak, Polresta Banyuwangi Buka Hotline
Polresta Banyuwangi membuka hotline untuk layanan pengaduan kekerasan seksual pada anak. Layanan ini diberikan menyusul maraknya kasus kekerasan seksual pada anak. Untuk mengakses layanan ini, masyarakat bisa menghubungi nomor hotline 08234773500.
“Mengingat banyaknya kasus seksual, kita membuka hotline khusus juga untuk kasus seksual. Sehingga, para korban bisa segera melapor melalui hotline yang sudah disediakan tanpa dibeberkan identitas pelapor,” jelas Kapolresta Banyuwangi Kombespol Deddy Foury Millewa, Senin, 25 Juli 2022.
Hotline ini menurutnya dibuka selama 24 jam. Sehingga masyarakat bisa mengaksesnya setiap saat. Selain untuk pengaduan kekerasan seksual anak, layanan ini juga bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dia menambahkan, layanan ini untuk mempermudah para korban dalam menyampaikan informasi. Diharapkan korban kekerasan seksual bisa lebih terbuka dan tidak lagi ragu ataupun takut melapor ke polisi. “Tentunya, dengan layanan tersebut para korban bisa langsung cepat lapor jika memang terjadi kekerasan seksual,” ujarnya.
Layanan tersebut, jelas Deddy, juga untuk mempermudah masyarakat dalam melaporkan adanya kasus seksual. Masyarakat bisa melaporkan melalui layanan hotline dengan mencantumkan nama dan alamat. Laporan yang masuk segera ditindaklanjuti oleh para petugas yang selalu standby 24 jam. Identitas pelapor ataupun korban akan dirahasiakan.
“Dikarenakan, kebanyakan dari korban kasus seksual merasa takut ataupun diintimidasi oleh terduga pelaku,” terangnya.
Layanan ini, menurut Deddy, juga sebagai bentuk kepedulian Polresta Banyuwangi terhadap anak sekaligus bagian dari peringatan Hari Anak Nasional. Poresta Banyuwangi berupaya melakukan pencegahan maupun penanganan lebih cepat.
”Melalui Hotline ini, kami tentunya berharap bisa membantu para korban seksual. Agar, dapat melindungi generasi penerus bangsa tersebut,” katanya.
Langkah ini, lanjutnya, bagian dari upaya menekan angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Khususnya di wilayah Banyuwangi. Dia pun akan terus menguatkan komitmen dan kerja sama seluruh elemen di Bumi Blambangan.
”Ketika kita dapat melindungi anak khususnya, maka pastinya bisa menciptakan lingkungan sosial yang ramah dan mampu melindungi anak-anak khususnya di Banyuwangi,” pungkasnya.