Manuver yang Selesai di Kamar Tidur, Bukan Humor Politik...Lho!
Bermanuver selalu menjadi bagian manusia kreatif. Ya, manuver apa saja. Bukan saja soal manuver para politisi, baik yang di panggung lembaga wakil rakyat, maupun yang berada di luar parlemen.
Manuver tak selalu mempunyai jalan bagi dialog dan aksi massa. Penyelesaian konflik bisa hanya di meja makan. Bisa juga di tempat tidur. Bisa juga di tempat-tempat lain yang memungkinkan para aktor sosial itu, memperoleh rasa puas.
Berikut contoh manuver yang diselesaikan di kamar tidur.
Bila Kau Bicara Saya Denda
Seorang bapak yang sangat-sangat pelit diajak anak tersayangnya untuk naik heli. Awalnya si bapak tidak setuju karena harus bayar. Tapi karena sayang dengan anaknya ia-pun setuju.
Setelah sampai di tempat heli, si pilot bilang:
"Naik bayar U$ 100, kalau anda bicara diatas nanti didenda U$ 500 tapi kalau anda tidak bicara sepatah katapun akan saya kasih U$ 1000."
Setelah setuju dengan perjanjian tersebut, heli diterbangkan oleh pilot dengan cara manuver dan jungkir balik di atas, di udara. Setelah sampai mendarat si pilot bilang ke bapak pelit tadi :
"Wah, Anda hebat. Tidak bicara sepatah kata pun"
Si bapak bilang:
"Sebenarnya saya mau bicara tadi, tapi takut didenda."
"Anda mau bilang apa?" kata si pilot.
"Anak saya jatuh."
Membalas Dendam pada Nyamuk yang Mengganggu
Pulang kerja, Amrin Pembolos yang kelelahan sampai di rumah langsung tertidur. Tapi tiba-tiba tidurnya terganggu oleh seekor nyamuk yang bermanuver di sekitar telinganya.
"NgiiiiiiinNG...!"
Awalnya Amrin cuek cuma membalikkan posisi tidurnya. Untuk sementara aman. Tapi untuk kali kedua nyamuk itu datang mengganggu lagi. Tidak menggigit, tapi hanya mondar-mandir di depan telinga Amrin.
"Ngiiiiing..."
Andi mencoba mengusirnya dengan tangan, untuk 5 menit nyamuk itu pergi. Tapi kemudian lagi-lagi datang utk ketiga kalinya. Amrin sangat geram, lalu ia duduk dan memikirkan suatu pembalasan buat nyamuk itu.
Selagi Amrin berpikir, nyamuk tadi tiba-tiba hinggap di paha Andi dan menghisap darahnya. Amrin punya ide, ia tidak akan memukul nyamuk itu, tapi dibiarkan makan sampai kenyang. Ia pikir, setelah kenyang nyamuk ini pasti menngantuk dan tertidur.
Amrin terus memperhatikan dengan seksama, dan di saat nyamuk itu mulai mengantuk, ditandai dengan kepalanya yang mulai mengangguk gak jelas, Amrin memanfaatkan situasi ini...
Pelan-pelan Amrin mulai mendekat ke arah nyamuk itu. Semakin dekat...Tambah dekat.... Dan...
"Ngiiiiing...Nginngggg"
Amrin berteriak sekeras mungkin di telinga Nyamuk! Kemudian berkata dambil tertawa puas: "Rasain lu!!! Emang enak apa lagi tidur terus di teriakin di telinga..?!!"
Begitulah kisah Amrin Pembolos, tokoh humor kita yang selalu usil itu.