Nurut Porter dan Guide, Pendaki Ini Selamat dari Gunung Rinjani
Ucapan terimakasih tak henti-henti keluar dari mulut Bagus. Dia salah satu pendaki Gunung Rinjani yang berhasil diselamatkan oleh anggota TNI dan Basarnas pagi ini dengan menggunakan helikopter.
Dia tak hanya merasa hutang budi dengan TNI dan Basarnas, Bagus merasa jika orang yang tak kalah berjasanya dalam proses penyelamatan mereka ini adalah para porter (penyedia jasa angkut barang) dan guide (pemandu) yang mendampingi mereka saat mendaki Rinjani. Bagus pun menceritakan kisahnya yang berhasil lolos dalam musibah longsor bebatuan yang terjadi pada gempa pertama pada Minggu 29 Juli pagi, pukul 06.47 Wita.
"Kami saat itu berenam, bersama dua porter dan guide. Pada waktu gempa pertama itu kami posisinya sedang setengah jalan naik Bukit Pelawangan Senaru. Pas gempa, tiba-tiba batu-batu pada berjatuhan, debu banyak sekali," ujarnya.
Di tengah kepanikan musibah itu, Bagus mengatakan, bersama rekan dan pimpinannya berhasil selamat berkat peran porter dan guide.
"Posisi kami waktu itu sudah tidak tahu mau seperti apa lagi, tapi alhamdulillah berkat bantuan Pak Dudin (guide) dan Pak Sunadi (porter) dan Mas Edi (porter), kami bisa selamat. Mereka setia menemani kami, setelah gempa pertama itu kami disuruh naik ke Batu Ceper," ucapnya.
Bagus tak bisa membayangkan apa jadinya jika rombongan mereka tidak dipandu penyelamatan oleh guide dan porter mereka. Karena saat gempa terjadi, batu-batuan jatuh dimana-mana.
Tak hanya bagus yang merasa berhutang budi dengan para penyelamatnya. Kisah yang sama juga diungkapkan oleh Suharti. Suharti berhasil diselamatkan tim evakuasi menggunakan helikopter milik PT AMNT. Dia tiba dengan menggunakan helikopter di lapangan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, pada Selasa pagi, sekitar pukul 09.44 Wita. Suharti adalah Kepala Pusdiklat Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Suharti bersama dua orang stafnya Erlin dan Bagus.
Suharti disambut oleh keluarganya saat turun dari helikopter. Setibanya di Lapangan Sembalun, ketiganya langsung dievakuasi ke tenda kesehatan. Tanpa perlu ditandu, ketiga korban memilih untuk dibopong oleh pihak keluarganya. Meskipun terlihat dalam keadaan sehat, namun trauma masih tergambarkan dari raut wajah Suharti dan Erlin, rekan Bagus.
"Saya takut jalan, takut gempa, terima kasih pak, terima kasih," kata Suharti meluapkan perasaannya.
Begitu sampai di tenda kesehatan, Suharti yang bertemu dengan pihak TNI dan Basarnas turut mengucapkan terima kasih kepada anggotanya yang sudah mendampinginya selama berada di danau.
"Dua anggota bapak dari TNI, anak buah bapak juga dari Basarnas juga ada, terima kasih Pak," ucapnya. (ant)