Mantap Nyapres, Cak Imin Orasi di Depan Ribuan Kader NU Jember
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memastikan siap menjadi Calon Presiden pada Pemilu 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Cak Imin usai peletakan batu pertama pembangunan pondok Tahfiz Pintu Langit, Yayasan Islam Bustanul Ulum (IBU), di Kecamatan Pakusari, Jember, Jumat, 09 September 2022 malam.
Di hadapan ribuan warga Cak Imin menyampaikan agar Kader NU kompak memilih satu calon untuk menjadi presiden. Saat ini, Kader NU sudah berhasil menduduki jabatan Wakil Presiden Indonesia.
”Tahun 2024, bukan hanya Wakil Presiden Republik Indonesia. Masa wapres terus, sekali-kali kader NU jadi presiden,” tegas Cak Imin disambut sorak ribuan warga.
Sebagai Kader NU, Cak Imin optimis mendapat dukungan dari warga Nahdiyin untuk maju ke kursi Presiden RI.
Kepada sejumlah wartawan Cak Imin mengatakan, sejauh ini sudah melakukan persiapan menyikapi Pemilu tahun 2024. PKB bersama Gerindra sudah membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) di tingkat pusat. “Sementara Sekber masif fokus di pusat. Di daerah secara resmi masih belum, karena tahapannya memang seperti itu,” kata Cak Imin.
Meski demikian, Cak Imin tidak melarang jika muncul Sekber di tingkat lokal atas inisiatif daerah. Sebab, sejauh ini memang ada beberapa daerah yang sudah membentuk Sekber. “Sudah banyak bermunculan koalisi di tingkat pemerintahan daerah, tingkat kota maupun provinsi,” tambah Cak Imin.
Sekber PKB dan Gerindra, merupakan sinergi dengan tujuan memajukan bangsa. Baik melalui APBN dan pembangunan. Kerena itu, keberadaan Sekber ke depannya harus diperketat lagi, agar lebih produktif. Baik melalui lembaga legislatif maupun eksekutif.
Koreksi Anggaran Pendidikan
Selain itu, di tempat yang sama, Cak Imin menyampaikan pandangan jika anggaran untuk pendidikan seharusnya diperbesar. Ia menyebut, persentase jumlah pemuda di Indonesia saat ini hampir mencapai 42 persen. Mereka saat ini sedang mengenyam pendidikan di berbagai tingkatan.
Pemuda merupakan aset bangsa yang harus dijaga dan dibina, agar menjadi SDM yang unggul. Proses pembinaan tersebut hanya bisa melalui pendidikan.
Karena itu, Cak Imin meminta 20 persen anggaran pendidikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tidak boleh dipakai untuk biaya di luar pendidikan.
“Saya melihat 20 persen anggaran pendidikan dalam APBN masih dipakai untuk biaya di luar pendidikan. Ini harus dikoreksi agar 20 persen anggaran itu betul-betul difungsikan untuk pendidikan,” pungkas Cak Imin.