Mantap, Aksesibilitas Kereta dan Damri Menuju Danau Toba Aktif Februari
Aksesibilitas menuju destinasi Danau Toba semakin terbuka. Kepastian itu menyusul setelah rute wisatawan akan dilayani oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) dan Damri.
Aktivasinya paling lambat dimulai Februari 2018 ini. Kemudahan transportasi ini membuka lebar gerbang target satu juta wisatawan mancanegara di Danau Toba pada 2019.
Menurut Vice President KAI Divre Sumatera Utara Aslika, problem transportasi dari Medan menuju Danau Toba segera terurai. Sebab, PT. KAI dan Damri akan berkolaborasi mengangkut para wisatawan.
Caranya? PT. KAI akan melayani rute Lubukpakam menuju Pematang Siantar. Rute sisa Pematang Siantar ke Parapat dilanjutkan dengan menggunakan Bus Damri.
“Jalur kereta sementara sampai di Pematang Siantar. Nantinya akan tembus juga ke Parapat. Untuk itu, berikutnya wisatawan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bus Damri menuju Danau Toba. Cara ini pun cukup efektif,” ungkap Aslikan.
Aslikan menambahkan, kereta buatan PT. Industri Kereta Api (INKA), Madiun tersebut akan tiba di Pelabuhan Belawan pertengahan Februari 2018. Dan diharapkan akan langsung bisa beroperasi melayani rute tersebut.
“Kereta rute Lubukpakam - Pematang Siantar akan dioperasikan pada Februari nanti. Begitu sampai di sini, akan langsung kami operasikan. Tujuannya agar secepatnya membantu memudahkan pergerakan para wisatawan,” katanya.
Bagaimana dengan jadwal keberangkatan? Kereta ini akan dioperasikan dua kali dalam sehari. Aslikan menjelaskan, evaluasi teknis akan dilakukan pada awal-awal pengoperasian. “Sementara kereta akan
melayani perjalanan wisatawan sebanyak dua kali. Nanti segala sesuatunya akan dilihat,” jelasnya.
Terkait rencana tarif kereta saat ini belum ditetapkan. Sebab, harus menunggu ketetapan harga dari PT. KAI. Namun, Aslikan bisa memberikan sedikit gambaran soal teknisnya. Nantinya harga tiket kereta tersebut sudah termasuk dengan harga tiket Bus Damri.
“Tiket kereta dan Bus Damri akan ditetapkan dalam satu harga. Tarif yang berlaku sudah dihitung keseluruhan. Langkah tersebut untuk mendukung pengembangan kawasan wisata Danau Toba,” terangnya lagi.
Sementara, Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan
Badan Otorita Danau Toba (BODT) M Rommy Fauzi menjelaskan, respon
cepat dilakukan pemerintah. Kolaborasi kereta api juga Bus Damri menjadi solusi ideal.
“Sementara ini, kerjasama PT. KAI dan Damri menjadi solusi yang tepat. Sebab, kami masih menunggu investasi baru untuk membangun rek kereta api dari Pematang Sianatar ke Danau Toba, Simalungun,” ujar Rommy.
Danau Toba saat ini masuk program pengembangan wilayah terpadu. Investasi yang dibutuhkan sekitar USD.17,2 Miliar. Investasi besar diantaranya untuk membangun pelabuhan, jalan tol, bandara, juga rel kereta api.
“Kami berharap ada investor yang masuk. Sebab, potensi di Danau Toba harus dioptimalkan. Selain memudahkan wisatawan, perekonomian daerah juga akan tumbuh cepat,” terangnya lagi.
Segera beroperasinya rel kereta api menuju Danau Toba jadi keuntungan tersendiri. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, upaya percepatan pengembangan kawasan Danau Toba penting untuk terus dilakukan.
“Kalau kereta dan Damri beroperasi, bisa dipastikan kawasan itu akan cepat tumbuh. Masalah akses memang harus secepatnya diselesaikan. Seperti yang sudah dilakukan yaitu mengembangkan Silangit menjadi bandara internasional. Tujuannya jelas untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata Danau Toba,” pungkasnya. (*)