Mantan Wartawan Ini Geluti Layanan Sedekah Nasi Bungkus
Berusaha sambil beribadah. Mungkinkah? Ini yang sekarang dilakukan Hasan Sentot, mantan wartawan SCTV di Surabaya.
Pria kelahiran Banyuwangi ini punya pekerjaan tambahan selain sehari-hari menjadi marketing Gedung JX Internasional. Setiap Jum'at ia sudah berkeliling kota sejak subuh.
Lho mengapa? Di pagi hari, ia harus mengedarkan nasi bungkus ke pasukan kuning alias pembersih jalan kota. Siang harinya, ia keliling membagikan nasi bungkus ke sejumlah masjid.
Sejak dua tahun lalu, sarjana lulusan Fakultas Sastra Universitas Jember ini merintis bisnis catering khusus sedekah bersama istrinya. Ia melayani orang-orang yang mau bersedekah makanan dalam bentuk nasi bungkus dan kotak.
"Mulanya Ketua Dewan Masjid (DMI) Surabaya Arif Afandi yang mendorong saya menekuni usaha ini. Ia pun memesan untuk bersedekah nasi bungkus bagi jamaah salat Jum'at di Surabaya sampai sekarang," katanya kepada ngopibareng.id.
Saat itu, lanjutnya, setiap Jum'at hanya melayani pesanan 100 bungkus. Lambat laun, makin banyak yang tertarik mengikuti langkah mantan Wakil Walikota Surabaya tersebut. Kini, setiap Jumat ia rata-rata membagikan 1000 bungkus nasi sedekah.
Menurut Hansen, kesadaran orang bersedekah sekarang makin tumbuh. Yang menarik, umumnya begitu sekali pesan mereka terus menjadi pelanggan rutin. Bahkan cenderung menambah pesanan nasi bungkus yang dibagikan.
"Dulu, saat memulai hanya istri yang memasak. Kini, kami memperkerjakan 5 ibu-ibu untuk memenuhi pesanan pelanggan. Alhamdulillah, bisa memberi penghasilan tambahan ibu-ibu di tetangga rumah," kata pria yang tinggal di kawasan Juanda Sidoarjo ini.
Target penerima nasi bungkus sedekah juga meluas. Tidak hanya masjid, tapi juga penerima lain. Ada yang pesan untuk dibagikan pagi hari di jalan, ke pasukan kuning petugas kebersihan, panti asuhan, dan para tetangga.
Kini, pemesan nasi bungkus sedekah tidak hanya dari Surabaya dan Sidoarjo. Ada juga dari Jakarta, luar pulau, bahkan luar negeri. "Malah kini ada yang menitipkan doa untuk orang tua maupun keluarga yang sudah meninggal," tambahnya.
Untuk menjaga kepercayaan pelanggan, setiap pembagian selalu difoto dan bukti penerimaan. Foto dan bukti itu kemudian dikirimkan ke pelanggan melalui whatsapp. Bukti itu tidak hanya ditujukan untuk pemesan banyak. Mereka yang pesan 10 bungkus pun tetap dipertanggungjawabkan.
Distribusi nasi bungkus sedekah masih ditangani sendiri. Ia yang mengantar pesanan ke masjid-masjid. Juga untuk pesanan lainnya. "Tak terasa sudah dua tahun berjalan. Sampai sekarang belum ada masjid yang sama mendapt kiriman nasi sedekah dari pelanggan saya," tuturnya.
Ia bertekad akan terus menekuni usaha ini. Bahkan, berniat untuk memperluas layanan. Tidak hanya menyediakan nasi bungkus sedekah di hari Jum'at, tapi juga nasi bungkus untuk buka puasa Senin dan Kamis.
Diceritakan juga, rintisan memberi makan nasi bungkus jamaah Jum'at ini mendapat respon baik dari sejumlah Masjid di Surabaya. Banyak masjid yang meneruskan rintisan yang diawali Ketua DMI Surabaya ini.
Harga per nasi bungkus di Hansen juga tak terlalu mahal. Mulai dari Rp 7.500 sampai dengan Rp 12.000. "Ya saya dan istri memang berniat untuk melayani para pesedekah sekaligus dengan niat beribadah," tambah Hansen.
Tertarik bersedekah nasi bungkus? Bisa hubungi Hansen di +62 877-5280-7356. Ayo bersedekah!. (Farid M Rahman)