Mantan Teroris: Anak Muda Itu Berkarya Bukan Merusak Negara
Dalam acara pengukuhan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2018/2019, selain mengundang Direktur Pencegahan BNPT, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga mengundang mantan anggota teroris jebolan GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
Yudi Zulfahri, salah satu mantan anggota GAM yang sudah kembali menjadi orang baik-baik ini hadir dalam pengukuhan mahasiswa baru ITS. Ia diminta BNPT untuk melakukan testimoni di hadapan ribuan mahasiswa baru ITS.
Yudi menceritakan bahwa dulu merupakan pelajar dan mahasiswa biasa yang juga membenci terorisme. Namun, setelah ia mengikuti sebuah kelompok pengajian tertentu, ia tak sadar jika dirinya telah ditanamkan pemahaman radikalisme.
"Sebenarnya di kampus itu tidak diajarkan radikalisme intoleran, thogut, Pancasila bersalah, itu tidak ada. Yang perlu kita waspadai di kampus itu bukan hanya sekedar mengisi pengajian saja. Tapi mereka mengajarkan pondasinya bahwa ini adalah satu-satunya faham yang benar dan yang lain adalah faham yang salah," cerita mantan teroris ini.
Yudi mengimbau para mahasiswa agar menjauhi faham-faham yang mengarah kepada intoleransi dan merasa paling benar sendiri serta suka memvonis sesat di luar kelompok atau fahamnya.
"Dampak terorisme ini mempersempit pemikiran kita, karena itu memberikan pengaruh jelek ke semua orang. Rata-rata pelaku generasi muda karena mereka memanfaatkan semangatnya. Ini sangat disayangkan, sebenarnya anak muda itu berkarya bukan merusak negara," pungkasnya.
Untuk membagikan pengalamannya agar tidak ada lagi pemuda yang terjerumus dalam terorisme, Yudi sekarang menjadi Direktur dari Yayasan Jalin Perdamain yang fokus mengadakan sosialisasi-sosialisasi pencegahan terorisme di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia. (amm/wit)