Mantan Panglima TNI Moeldoko Minta Prajurit TNI Tak Berpolitik
Jakarta: Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko menekankan profesionalitas TNI di tengah persoalan publik. Jika TNI meningkatkan profesionalitas, prajurit tidak akan sempat memikirkan masalah politik.
“Kalau semua prajurit menuju ke sana (profesional) maka tidak ada lagi, tidak sempat lagi mikir masalah politik," kata Moeldoko dalam diskusi bertajuk Membaca Indonesia: TNI dan Politik Negara di kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober 2017.
Sebelum era reformasi, kata Moeldoko, tuntutan profesionalitas TNI datang dari masyarakat. Namun saat ini dorongan profesionalitas itu berasal dari internal TNI. Upaya peningkatan profesionalitas TNI pun harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraaan prajurit.
Dia menjelaskan, TNI harus membangun pertahanan dengan konsep aliansi strategis dengan masyarakat, karena Indonesia menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional.
"Ke depan, bagaimana membangun konsep pertahanan aliansi strategis antara TNI dan masyarakat," kata Moeldoko.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui dirinya ikut dalam politik. Namun, politiknya bersumber pada konstitusi negara, bukan politik praktis.
"Panglima TNI pasti berpolitik, tapi politiknya negara, bukan politik praktis. Saya akan menjalankan tugas saya secara konstitusi," kata Gatot ditemui di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Banten, usai memimpin gladi resik puncak peringatan HUT TNI ke-72, Selasa, 3 Oktober 2017. (kuy)