Mantan Menkeu Indonesia ''Dimanfaatkan'' Malaysia
Mantan Menteri Keuangan Republik Indonessia Dr Muhamad Chatib Basri menjadi penasehat di Malaysia. Ia telah resmi ditunjuk menjadi penasehat lembaga pendanaan Usaha Kecil Menengah (UKM) pertama dan terbesar di negeri jiran tersebut.
Nama lembaganya Funding Societies. Ini semacam Lembaga Pendanaan Dana Bergulir Koperasi dan usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) yang ada di Indonesia. Tujuannya sama, meningkatkan akses permodalan untuk UKM.
Kabar itu terungkap dari siaran pers Funding Society Malaysia yang dikutip Antara, Senin (3/92018). Chatib Bisri dipilih karena keahlian dan pengalamannya dalam bidang makro ekonomi dan bidang regulasi. Keberdaanya diharapkan bisa mendukung visi FS untuk menyediakan akses modal kerja ke setiap perusahaan kecil dan menengah yang layak di Asia Tenggara.
Ekonom dari UI tersebut kini juga anggota Dewan Penasihat Bank Dunia untuk Gender dan Pembangunan. Chatib Basri menjabat sebagai Menteri Keuangan ke-28 Indonesia dan merupakan anggota Kelompok Penasihat Regional Asia Pasifik Dana Moneter Internasional (IMF).
Ia juga Ash Center Senior Fellow di Harvard University (2015 - 2016). ''Fokus ekonominya sejalan dengan visi Lembaga Pendanaan UKM yang Lebih Kuat, Masyarakat yang Lebih Kuat,'' tulis rilis tersebut.
Pendanaan Masyarakat menghubungkan UKM lokal dengan kredit dengan investor (baik individu maupun institusional) melalui pasar digital, sehingga meningkatkan akses ke pembiayaan untuk sektor UKM. UKM dapat mengajukan hingga hingga RM500.000 dalam pembiayaan modal kerja dari produk perusahaan dan solusi arus kas.
Sejak pendirian perusahaan, FS telah memanfaatkan dana (crowdfunded) lebih dari RM650 juta di lebih dari 8.500 pembiayaan UKM.Pembiayaan modal kerja Sumber Daya Masyarakat digunakan oleh UKM untuk pertumbuhan dan ekspansi bisnis.
Bank Negara Malaysia (BNM) berharap bahwa pengembangan keuangan alternatif di Malaysia dapat membantu menjembatani kesenjangan pembiayaan dan membuka peluang baru untuk bisnis yang inovatif.
Menurut Chatib Basri, industri pembiayaan membuka akses modal kerja ke UKM yang sebelumnya tidak terlayani oleh lembaga keuangan yang ada. "Platform keuangan alternatif seperti Funding Societies memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Asia Tenggara," katanya.
Di masa depan, ujar dia, pihaknya percaya sinergi antara sektor pembiayaan dan lembaga keuangan yang ada akan menciptakan ekosistem keuangan digital yang kuat. Dengan berkolaborasi dengan Funding Societies, ia ingin membantu menciptakan kontribusi positif di bidang teknologi keuangan untuk mendukung inklusi ekonomi dan menumbuhkan masyarakat yang makmur di Asia Tenggara.
Platform keuangan alternatif seperti Funding Societies memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Asia Tenggara
CEO Funding Societies Malaysia, Wong Kah Meng, mengatakan pihaknya sangat terhormat memiliki Chatib Basri sebagai penasihat di Funding Societies.
Pengalaman Chatib Basri yang luas di tingkat ekonomi dan keuangan tertinggi di kawasan Asia Tenggara, ujar dia, akan sangat berharga bagi pihaknya karena terus maju dengan misi untuk memungkinkan akses ke pembiayaan untuk semua UKM.
"Kami percaya bahwa penunjukan Dr. Basri datang pada saat yang tepat karena kami mengantisipasi ketidakpastian yang lebih besar dalam ruang pembiayaan UKM karena tren baru-baru ini di lingkungan makroekonomi global dan lokal," katanya.
Sejak pendiriannya Funding Societies telah menerima Seri A terbesar dan Seri B Pendanaan untuk platform pembiayaan Asia Tenggara, masing-masing sebesar RM 40 juta dan RM 100 juta. Seri Pendanaan Seri B diumumkan pada April 2018 dan didukung oleh SoftBank Ventures Korea, Sequoia India, Alpha JWC Ventures Indonesia, dan Golden Gate Ventures.
Funding Societies juga beroperasi di Singapura dan Indonesia dan merupakan operator pasar teregulasi yang diakui oleh Komisi Sekuritas. (Rif/antara)