Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya Meninggal
Mantan gubernur NTT dua periode, Frans Lebu Raya meninggal dunia di Rumah Sakit Sanglah, Bali, Minggu 19 Desember 2021. Pria kelahiran 18 Mei 1960 ini menghembuskan napas terakhir di usia 61 tahun.
Kabar meninggalnya Frans Lebu Raya tersebut dikonfirmasi oleh sejumlah kepala dinas Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). "Berita duka NTT. Mantan gubernur Bapak Frans Lebu Raya menghembuskan nafasnya di RS Bali hari Minggu, 19 Desember 2021," tulis Kadis P&K Provinsi NTT, Linus Lusi.
Bernadus adik kandung dari Frans Lebu Raya menjelaskan bahwa memang benar sudah selama tiga minggu terakhir, ia dirawat intensif di rumah sakit.
Frans Lebu Raya merupakan gubernur dua periode dari PDI-P. Almarhum menjadi gubernur dari 2008 sampai 2018. Saat periode 2008-2013 Frans berpasangan dengan Eston Foenay sebagai Wakil Gubernur NTT. Lalu, pada periode 2013-2018 Frans berpasangan dengan Benny Litelnoni.
Sebelum menjadi gubernur, Frans menjabat sebagai Wakil Gubernur NTT pada periode 2003-2008. Dia berpasangan dengan Piet Tallo terpilih melalui sidang DPRD NTT 2003. Selain itu, Frans yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT itu merupakan Ketua DPD PDIP sejak tahun 1999 hingga 2019.
Pria kelahiran Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur 1960 tersebut meninggalkan seorang istri bernama Lusia Adinda Lebu Raya dan dua orang anak.
Megawati dan Kader PDIP Berduka
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kader dan ketua umumnya Megawati Soekarnoputri berduka atas meninggalnya mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
"Begitu mendapat kabar itu, saya langsung melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau menyampaikan duka cita yang mendalam, mendoakan semoga Pak Frans Lebu Raya dilancarkan jalannya dan mendapat tempat terbaik di surga," katanya.
Menurut Hasto, Megawati memberikan arahan agar seluruh kader PDIP dapat memberikan penghormatan terbaik kepada Almarhum Frans Lebu Raya.
"Dalam rekam jejak sejarah partai, Pak Frans sosok yang teguh pada prinsip, pejuang partai dan dimasa sulit ketika mendapat tekanan pemerintahan otoriter Orde Baru, Pak Frans sangat loyal pada Bung Karno, Ibu Megawati, dan PDI Perjuangan. Seluruh anggota dan kader partai meneladani perjuangan beliau dengan memberi penghormatan terakhir sesuai protokol partai," ungkap dia.
Secara pribadi, kata Hasto, sejak Kongres PDIP 2005, 2010, dan 2015, almarhum Frans selalu dipercaya oleh utusan Kongres sebagai Pimpinan Sidang Sementara Kongres.
"Pak Frans juga yang di hadapan peserta kongres memimpin upacara pengucapan Janji Jabatan Ketua Umum terpilih secara aklamasi, Ibu Megawati Soekarnoputri. Selamat jalan Pak Frans, doa kami menyertaimu," tutup Hasto.
Advertisement