Mantan CEO PSS Sleman Minta Format Liga 1 Putri Diubah
Mantan CEO PSS Sleman Viola Kurniawati menilai format Liga 1 putri ini tidak menggunakan format sepak bola laki-laki. Seperti format waktu harus dikurangi, tidak menggunakan 2x45 menit.
"Pemain putra dan putri itu berbeda baik dari segi fisik, mental, stamina. Semakin pendek waktu bermain akan menguntungkan pemain baru, karena mereka akan bisa beradaptasi," kata Viola saat ditemui di Surabaya, Rabu 23 Oktober 2019.
Kata Viola, di Liga 1 putri ini sebenarnya tidak ada regulasi yang mengharuskan menggunakan format 2x45 menit. Tapi PSSI membuat kebijakan sendiri yang menyamakan Liga senior putri.
"Mungkin ke depan harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Selain itu, Liga 1 putri ini juga belum jelas, apakah masuk profesional atau amatir," kata dia.
Dengan tidak jelasnya status Liga 1 putri masuk profesional atau amatir, Viola melihat banyak pemain putri yang belum nyaman dengan Liga 1 ini, apalagi kompetisi pendek, terus nilai kontrak yang masih jauh dari standar.
"Akhirnya, ini menjadi awal Liga 1 putri tapi dengan catatan. Harapannya tahun depan PSSI meneraapkan format kompetisi yang matang dan lebih jelas," ujar wanita yang pernah menjadi staff PT Liga Indonesia Baru (LIB) ini.
Kata Viola, harapannya tahun depan Liga 1 Putri lebih banyak klub yang masuk. Karena di daerah, klub-klub putri berpeluang mendaftarkan diri mengikuti kompetisi ini.
"Saya berharap tahun depan PSSI bisa melibatkan tim-tim putri yang tidak harus dari klub-klub Liga 1 putra yang senior," ucap Viola.
Diketahui, saat ini tim sepak bola Liga 1 putri diikuti 10 klub yang dibagi dalam dua grup. Mereka adalah Persija Jakarta, PSM Makassar, Persib Bandung, PS Tira Persikabo, Bali United, Arema FC, PSIS Semarang, Persipura Jayapura, PSS Sleman, dan Persebaya Surabaya.
Liga 1 putri ini belum sepenuhnya menggunakan format full turnamen. Hanya menggunakan series.
"Dengan seperti itu bisa menjadi format full kompetisi, agar ada drafting, gaji, dan kontrak yang jelas," kata Viola.