Mantan Bos Pertamina Karen Agustiawan Dicekal KPK 8 Juni-Desember
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah mantan Dirut PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan bepergian ke luar negeri. Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mencekal perempuan pertama yang pernah memimpin Pertamina tersebut atas permintaan KPK.
"Atas nama Karen A, ada masa cegahnya 8 Juni 2022 sampai dengan 8 Desember 2022," kata Subkoordinator Humas Ditjen Imigrasi Kemenkumham, Achmad Nur Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 13 Juli 2022.
Kendati demikian, belum diketahui terkait dengan kasus apa. Sehingga Karen Agustiawan dicegah ke luar negeri. KPK belum mengonfirmasi mengenai hal tersebut.
Sebagai informasi, KPK memang sedang menyidik kasus dugaan korupsi pengadaan liquefied natural gas (LNG) di PT Pertamina pada 2011-2021. Namun, pengumuman terkait dengan pihak tersangka, kronologi dugaan perbuatan korupsi, dan pasal yang disangkakan akan disampaikan KPK, ketika upaya paksa penangkapan maupun penahanan dilakukan.
KPK juga telah mengamankan barang bukti berupa beberapa dokumen yang terkait dengan kasus dari penggeledahan di beberapa lokasi.
Baru Dua Tahun Bebas dari Penjara
Karen Agustiawan dinyatakan bebas setelah cukup lama ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kejaksaan Agung (Kejagung), pada 10 Maret 2020. Saat itu, Karen Agustiwan dituduh telah merugikan keuangan negara sebesar Rp668 miliar dalam kasus pembelian blok migas Basker Manta Gummy (BMG) di Australia pada 2009.
Pertimbangannya pada saat itu, Karen Agustiawan melakukan tindakan business judgment rule. Perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana.
Profil Karen Agustiawan
Karen Agustiawan kelahiran 19 Oktober 1958. Ia menduduki jabatan Dirut Pertamina periode 2009-2014. Setelah lulus dari Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung tahun 1983, Karen Agustiawan cukup lama berkarier di Mobil Oil Indonesia (1984-1996).
Pemilik nama lengkap Karen Galaila Agustiawan pindah ke CGG Petrosystem selama setahun sebelum pindah lagi ke perusahaan konsultan Landmark Concurrent Solusi Indonesia. Ia bergabung dengan Halliburton Indonesia, pada 2002-2006.
Dikutip dari Rumah IATF ITB, alumnus Teknik Fisika ITB ini mencatatkan diri sebagai direktur utama perempuan pertama dalam sejarah Pertamina serta membukukan sukses yang gemilang selama masa kepemimpinannya di Pertamina.
Di Pertamina, kariernya dimulai saat ditunjuk sebagai Staf Ahli Direktur Utama untuk Bisnis Hulu Pertamina tahun 2006. Karier Karen Agustiawan terus menanjak hingga akhirnya diplot sebagai Direktur Hulu Pertamina.
Seperti diketahui, di era Menteri BUMN Sofyan Djalil tahun 2009, Karen diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina menggantikan Ari Soemarno yang tak lain kakak kandung Rini Soemarno. Karen Agustiawan menjabat sebagai Dirut Pertamina selama kurun waktu enam tahun.
Di eranya, Pertamina memang banyak melakukan akuisisi blok-blok migas di luar negeri seperti Irak dan Aljazair. Setelah mengundurkan diri dari PT Pertamina, Karen Agustiawan menjadi guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat.
Pada 2022, nama Karen Agustiawan masuk dalam daftar Asia's 50 Power Businesswomen dari Forbes.
Advertisement