Mantan Bek Timnas Belanda Latih Pemain Usia Dini Indonesia
Mantan bek Timnas Belanda Ron Vlaar memuji talenta pemain usia dini Indonesia. Menurutnya, banyak pemain bagus selama ia menjadi mentor dalam program World Coaches yang digelar pada Jumat, 25 November 2022 di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta.
Di matanya, Indonesia memiliki bibit atlet bertalenta, yang bisa terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya.
Vlaar mengatakan, jika ingin meningkatkan kualitas prestasi sepak bola Indonesia sejak usia dini, ia tekankan untuk memperbaiki kualitas pembinaan pelatih dan peningkatan kerja sama tim.
“Kalau ada pemain-pemain baik harus dilatih bersama,” kata mantan pemain Aston Villa tersebut.
Vlaar menyinggung pentingnya membangun sebuah tim yang bekerja sama dengan kompak, khususnya usia 18 tahun ke atas. Pembinaan di bawah usia 18 tahun bisa saja dikatakan baik, atlet-atletnya hebat namun perlu diperhatikan pembinaan usia 18 tahun ke atas.
Selain itu, Vlaar juga mengapresiasi fasilitas olahraga yang digunakan di GBK, karena menggunakan rumput asli, sedangkan di negerinya banyak yang menggunakan rumput sintetis.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Drs.Tb.Lukman Djajadikusuma, MEMOS yang turut meninjau program tersebut turut memotivasi pemain sepak bola masa depan Indonesia tersebut.
Ia didampingi Wakil Sekjen I Sadik Algadri, Kabid Hubungan Luar Negeri Hanna Simanjuntak, Wakabid Media dan Humas Tirto Prima Putra.
“Kita harapkan pemain-pemain sepak bola usia dini ini akan menjadi pemain Timnas Indonesia yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara dalam keikutsertaannya pada event nasional dan internasional,” ujar pria yang akrab disapa Ade Lukman.
Ia berharap Indonesia dapat mengikuti Timnas Belanda dalam hal prestasi di kancah dunia. Bangsa Indonesia diyakini mampu berprestasi, pasalnya kala masih Hindia Belanda, pemain-pemain Tanah Air sempat turut serta pada Piala Dunia pada tahun 1938 di Prancis.
Program World Coaches sendiri dari KNVB ke beberapa negara. Di Tanah Air, Yayasan Inspire yang mengelolanya sejak 2014. Tujuan program ini tidak hanya melatih kemampuan sepak bola anak-anak namun juga membangun karakter mereka.
“Anak-anak tidak hanya diajarkan sepak bola tapi juga membangun karakter mereka seperti kerja sama, tanggung jawab dan saling menolong,” jelas pelatih yang juga jebolan World Coaches, Sicilia Setiawan.
“Untuk bisa bermain harus kerja sama dengan tim, di luar harus kerja sama dengan orang lainnya,” ujarnya. Sicilia juga jelaskan contoh, ketika belajar passing maka para pemain perlu memiliki komunikasi yang baik dan itu yang perlu dibangun di dalam maupun di luar lapangan sebagai tim.
Di Indonesia program tersebut telah digelar di 10 kota, seperti Jakarta, Jayapura, Ambon, Cirebon, Semarang, Surabaya, Manado, Bandung, Denpasar dan lainnya.