Manokwari Siaga Virus Demam Babi Afrika
Pemerintah Kabupaten Manokwari menetapkan status waspada virus demam babi Afrika atau Africanswinefever (ASF), yang diduga sebagai penyebab kematian ratusan ternak babi di daerah itu.
Dikutip dari Wikipedia, virus demam babi afrika adalah spesies virus yang menyebabkan penyakit demam babi Afrika. Virus ini merupakan satu-satunya spesies virus dalam famili Asfarviridae dan genus Asfivirus. Virus ini dikelompokkan dalam grup I dalam sistem klasifikasi Baltimore, yaitu virus DNA dengan untai ganda.
Kini, status waspada ditetapkan dalam Surat Edaran (SE) Bupati Manokwari Nomor: 524.3/324 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit pada ternak babi di wilayah kabupaten Manokwari.
Bupati Hermus Indou dalam SE itu menginformasikan, virus demam babi Afrika atau ASF belum ditemukan vaksin atau obat untuk menanggulanginya dan menyebabkan kematian tinggi pada ternak babi.
"Virus ini dapat menular melalui kontak langsung, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan dan pakan yang terkontaminasi," kata Hermus seperti dikutip dari Antara, Jumat 23 April 2021.
Hermus juga mengimbau kepada peternak dan penjual produk daging babi untuk lebih meningkatkan kebersihan kandang, tidak memberikan pakan sisa rumah tangga, restoran, pelabuhan, dan hotel karena dapat menjadi media penularan virus AFS.
Cegah Penularan
Demi mencegah penularan lebih meluas, masyarakat diimbau untuk menguburkan ternak Babi yang ditemukan mati tanpa sebab. Selain itu, masyarakat segera melapor kepada dinas peternakan atau petugas lapangan, jika mendapatkan informasi ternak babi yang sakit atau mati secara mendadak.
Sementara itu, dikutip dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Manokwari kasus kematian ternak babi di daerah itu mencapai 171 ekor ternak dalam dua pekan terakhir.
"Data terakhir, sebayak 171 ternak babi milik warga kabupaten Manokwari mati. Itu tersebar di wilayah Borobudur kelurahan Padarni Distrik Manokwari Barat, Distrik Manokwari Utara dan Distrik Warmare," kata Kepala Pelaksana BPBD kabupaten Manokwari Wanto.
Asal Penyakit
Sesuai namanya Africanswinefever, penyakit ini asalnya dari Afrika. Diagnosa pertama berasal dari tahun 1910 saat Inggris menjajah Kenya. Bersama dengan kolonialisme juga para penjajah membawa ternak babi Eropa ke Afrika Timur. Peternakan besar jadi persemaian ideal bagi virus ASF. Dan peternak babi di Afrika berulangkali dilanda wabah ini pada abad yang lalu.
Demam babi Afrika pertama kalinya masuk ke Eropa tahun 2007 lewat kawasan Kaukasus, dari sana kemudian menyebar ke Rusia lalu ke kawasan Baltik, Polandia dan negara-negara Eropa timur lainnya. Bulan September 2018 penyakit demam babi ditemukan di Belgia. Tahun 2020 Jerman mengkonfirmasi menemukan bangkai seekor babi hutan yang mati akibat ASF.
Advertisement