Mangut Lele Asap Mbok Kini di Yogya, William Wongso: Ini Enak Tenan
"Ini enak tenan. Ini memang beda. Aku suka yang ini," puji William Wongso. Butet menimpali kalau mangut lele Mbok Kini ini memang paling enak se Asia.
Mangut lele banyak ditemukan di berbagai tempat. Tapi mangut lele asap yang legendaris dan rasanya sungguh nyamleng adanya di Ganjuran, Bantul, Yogyakarta.
Namanya warung Mangut Lele Mbok Kini. Tempatnya di sebuah jalan kecil dekat Gereja Katolik Hati Kudus Ganjuran. Sekitar 25 kilometer dari kota Yogyakarta atau 45 menit perjalanan dengan mobil.
Warungnya seperti rumah biasa. Hanya ada satu meja dengan dua kursi panjang di ruang tamu. Masaknya di dapur tradisional. Menggunakan tungku nenek jaman old.
Rasanya? Nanti dulu. Perjalanan kuliner legend ini gara-gara seniman kondang Butet Kertarejasa. Pemilik Warung Bu Ageng ini memang peselancar makanan. Katalog kuliner berjalan.
Ia pula yang menjadi penunjuk jalan menuju warung yang unik ini. "Kalau makan di sini harus kasih kabar dulu. Baru disiapkan dan diliwetkan nasinya," kata Butet didampingi istrinya Rully alias Bu Ageng dan seniman Ong Hari Wahyu.
Beberapa hari lalu, Butet sudah pamer manngut lele asap ini ke chef kesohor Indonesia William Wongso. Di akun Facebooknya, ia cerita kalau ditawari makan siang Butet di Warung Mbok Tini. Ia pun mengajak sejumlah kawannya yang sedang pulang kampung dari Filipina.
Apa komentar maestro kuliner itu? "Ini enak tenan. Ini memang beda. Aku suka yang ini," puji William Wongso. Butet menimpali kalau mangut lele Mbok Kini ini memang paling enak se Asia.
Mangut lele Mbok Kini ini memang khas. Lain dengan mangut lele pada umumnya. Bumbunya sederhana. Tapi sangat terasa. Yang membedakan dengan mangut pada umumnya, lelenya diasapi sebelum digoreng.
Masaknya di tungku dengan menggunakan kayu bakar. Bukan pakai kompor. Keunikan lele goreng dan mangut lele asap ini disempurnakan dengan sambal mentah yang istimewa. Ditambah lagi dengan nasi punel hangat liwetan.
Butet mengaku mengenal mangut lele asap ini sejak masih sekolah di SMA puluhan tahun lalu. ''Sejak dulu dipanggil Yu alias Mbakyu. Dulu disapa Yu Kini. Sekarang mbok alias ibu: Mbok Kini," kata raja monolog yang masih mambu keturunan Keraton Yogyakarta ini.
"Ini artinya mangut lele bikinannya ini udah sepuh, sejalan usianya yang terus merangkak. Dari perawan kencur menjadi perawan kluwak alias pasca-perawan," tuturnya.
Ia mengikuti perubahan warung Mbok Kini. Mulai hanya jualan di pasar sampai dengan membuka layanan di rumah. "Semua memang telah berubah, kecuali rasa mangutnya yg unik dan khas," kecap Butet.
Mbok Tini kepada ngopibareng.id menceritakan orang tuanya mulai jualan mangut lele sejak tahun 1954. Dulu hanya jualan di pasar. Betul-betul legenda. "Sedangkan warung ini mulai dibuka sejak 1972," tambahnya.
Saat ini, setiap hari minimal menghabiskan 5 sampai 10 kilogram lele. Namun, di hari-hari tertentu bisa sampai 50 kilogram jika mendapat pesanan dari luar.
"Beberapa hari ini juga banyak yang datang gara-gara Pak Butet bawa teman-temannya ke sini," kata Mbok Kini lugu.
Butet memang selalu menulis wisata lidahnya di media sosial. Termasuk saat ia mengajak William Wongso ke warung mangut lele Mbok Kini. (azh)
Advertisement