Mangkuk Ayam Jago Muncul di Google Doodle, Ini Sejarahnya
Google doodle kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya yang menampilkan sosok tokoh. Kali ini hanya mangkuk bergambar ayam jago atau Rooster Bowl. Mangkuk ayam ini cukup populer di Indonesia. Biasa kita dijumpai di tukang bakso, mie ayam, pangsit atau makanan berkuah lainnya.
Namun tahukah Anda, bahwa mangkuk ayam jago ini bukan asli Indonesia. Sejarah Rooster Bowl ini bisa di jumpai di mesin pencarian Google hari ini, Senin 19 September 2022. Desain karya Helene Leroux ini untuk merayakan Mangkuk Ayam Jago Lampang, Thailand.
"12 September 2022, Celebrating the Lampang Rooster Bowl (merayakan mangkuk ayam Lampang). Cock-a-Doodle-Do! Doodle hari ini merayakan Lampang Rooster Bowl yang ikonik, desain peralatan makan tradisional yang menampilkan ayam jantan berekor hitam dengan bunga peony dan daun pisang," tulis Google di halaman resminya.
Dalam keterangannya dijelaskan bahwa peralatan dapur tahan lama ini sangat populer di Asia. Hal tersebut membuat pemerintah Thailand mendaftarkan mangkuk ayam sebagai Geographical Indication product of Lampang atau produk Indikasi Geografis Lampang pada 12 September 2013. Artinya, kualitas dan reputasi mangkok ayam dari Lampang sudah diakui kualitasnya oleh dunia.
"Ini berarti hukum perdagangan internasional menegaskan kualitas dan reputasi mangkuk ayam yang dibuat di wilayah tersebut," tulis dalam keterangan Google.
Thailand Impor dari China
Rooster Bowl bermula di China sepanjang ratusan tahun lalu dibuat oleh masyarakat Hakka di Provinsi Guangdong. Pada masa lalu, Mangkuk Ayam Jago adalah mangkuk putih biasa tanpa gambar apa pun. Saat dirampungkan, mangkuk-mangkuk tersebut dikirim untuk pewarnaan di distrik Pang Khey.
Setelah itu, gambar ayam jago digambarkan pada mangkuk, ayam jago yang digambarkan memiliki leher dan badan merah, ekor dan kaki hitam yang berjalan di atas rumput hijau, dengan poni ungu dan rerumputan hijau dipotong dengan garis hitam.
Mangkuk ayam jago itu akhirnya diimpor ke Thailand. Pada 1957, para pengusaha membuka banyak pabrik peralatan dapur ayam jago di Provinsi Lampang, Thailand. Wilayah Lampang kaya akan mineral lempung yang cocok bahan keramik.
Saat Lampang memproduksi peralatan makan secara massal dengan desain ayam jantan, Mangkok Ayam itu menjadi salah satu produk terlaris. Hal tersebut membawa kemakmuran bagi penduduk Lampang.
Meski Lampang terus memproduksi mangkuk ayam jago hingga saat ini, hanya sedikit pabrik yang mampu mendesain mangkuk ayam sesuai dengan gaya asli dan bahan tradisional. Situasi itu menyebabkan mangkuk ayam jago asli yang dilukis dengan tangan menjadi barang koleksi langka.
Ayam Jago Bukan Ayam Betina
Masyarakat China yang patriarki pada masa itu lebih menyukai laki-laki daripada perempuan, karena melahirkan anak laki-laki berarti berkah besar bagi keluarga. Masyarakat Hakka biasanya membeli mangkuk ayam jago untuk anak laki-laki mereka dan mengukir namanya atau tanda unik di atasnya.
Bunga dan Daun
Bunga peony mewakili pepatah umum China, “Bunga mekar dengan kekayaan dan kemakmuran.” Bunga peony melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan status sosial yang tinggi sedangkan daun pisang berarti keberuntungan.
Filosofi
Jika menelaah makna filosofisnya, ‘ayam’ dalam bahasa Hakka memiliki pengucapan yang mirip dengan ‘rumah’ atau ‘keluarga’. Says melaporkan, orang-orang percaya bahwa makan memakai mangkuk ayam jago akan mendatangkan kemakmuran bagi keluarga. Ayam jago juga melambangkan kerja keras, semangat juang, dan keluarga sejahtera.
Sulit Menemukan Mangkuk Ayam Jago yang Asli
Dengan berbagai variannya, sudah sulit menemukan bentuk mangkuk ayam jago yang asli. Di Asia Tenggara termasuk Indonesia, barang ini dibawa para imigran. Mangkuk porselen seperti itu dianggap sebagai barang koleksi langka yang dilukis dengan tangan secara unik oleh perajin terampil.
Seiring waktu mangkok lainnya dilukis dengan perbedaan-perbedaan kecil dalam ukuran maupun pola. Itulah kenapa sampai hari ini begitu banyak varian dari desain ini.
Saat ini, seni pembuatan mangkuk ayam yang autentik masih dilakukan di Lampang, Thailand. Namun belakangan, perusahaan di Indonesia mengklaim hak paten desain ayam itu pada 2017. Siapa saja yang memproduksi, menggunakan, atau memperdagangkan gambar ayam itu akan dijerat pidana penjara 5 tahun atau denda Rp2 miliar.