Mangkir Dipanggil KPK, Ternyata Ini Agenda Cak Imin di Eropa
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar ternyata berada di Eropa. Ia dijadwalkan untuk menghadiri acara European People's Party (Partai Masyarakat Eropa) di Zagreb, Kroasia pada tanggal 19-21 November 2019.
Tak heran bila, ketika dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa 19 November 2019, ia mangkir.
Cak Imin, panggilan akrab Ketua DPP PKB ini, sebagai saksi terkait kasus dugaan suap proyek di Kementerian PUPR. Seharusnya, Cak Imin dimintai keterangan sebagai saksi untuk tersangka Hong Arta John Alfred, seperti dijelaskan Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Selasa 19 November 2019.
"Ya, betul. Dia dipanggil sebagai saksi untuk tersangka HA (Hong Arta)," tutur Febri.
Selain Cak Imin, KPK juga memanggil dua eks-anggota DPRD Lampung, yakni Khaidir Bujung dan Hidir Ibrahim. Kedua juga dipanggil sebagai saksi untuk tersangka Hong Arta.
Kegiatan di Eropa
Pertemuan di eropa tersebut, Cak Imin, panggilan akrabnya, akan fokus untuk membicarakan masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.
"Persoalan sawit (CPO) akan menjadi isu serius yang mereka bahas. Sebagai negara dengan 16,2 juta rakyatnya hidup dari industri ini, forum ini akan saya manfaatkan untuk mengimbangi pandangan diskriminatif Uni Eropa soal sawit," ujar pria yang akrab dipanggil Cak Imin, dalam keterangan pada sejumlah media, dari ketika ia berada di Zagreb, Ibu Kota Kroasia, Rabu 20 November 2019.
Cak Imin mengatakan, "Seperti kita ketahui Uni Eropa telah mengeluarkan Renewable Direction Red II yang melarang penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati di seluruh Eropa. Padahal Indonesia sedang gencar mengembangkan B20 dan B30, bahkan B50."
"Jadi salah besar tuduhan bahwa kita tidak komit soal lingkungan hidup," tandas Ketua Umum PKB ini.
Pertemuan ini merupakan gathering dari partai politik penguasa di seluruh Eropa. Dihadiri oleh sekitar 40 negara dan partai-partainya, forum ini menjadi ajang konsolidasi dan koordinasi partai-partai anggota Parlemen Eropa itu.
"Saya akan berupaya keras dalam forum ini untuk melobi partai-partai penguasa di Parlemen Eropa, agar sanksi dan pembatasan soal sawit bisa dihapuskan, minimal dilonggarkan.
"Perundingan kerja sama Indonesia Eropa (IEU-CEPA) soal bio fuel ini memang harus disikapi serius dan tegas, karena akan in to force di 2020. Insya Allah berhasil," tutur Cak Imin.
Advertisement