Manfaatkan Lahan Bekas, Petani di Surabaya Panen Padi 22,4 Ton
Kelompok Tani (Poktan) Sri Sedono binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, berhasil memanen 22,4 ton padi di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Rabu, 4 Januari 2023.
Panen ini juga sebagai komitmen Kota Surabaya dalam mewujudkan ketahanan pangan. "Panen ini dilakukan oleh Poktan Sri Sudono yang beranggotakan 35 orang di lahan seluas 4 hektar dari luas total 40 hektar," kata Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti.
Antiek menambahkan, di lahan tersebut tidak seluruhnya aset BTKD atau aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sebab, sebagian lahan ada yang milik pengembang dan perorangan yang masih digunakan untuk pertanian.
Antiek juga menyebutkan, jika padi yang berhasil dipanen kali ini sebelumnya telah ditanam sekitar tiga bulan lalu atau tepatnya pada Oktober 2022. Jenis padi yang ditanam varietas ciherang.
"Panen dilakukan secara manual karena kondisi tanahnya terlalu becek dan tidak memungkinkan jika pakai alat. Biasanya panen, kita pakai alat combine harvester," ungkapnya.
Kepala Bidang Pertanian DKPP Kota Surabaya, Rahmad Kodariawan memperkirakan proses panen bisa rampung dalam dua hari. Sedangkan untuk hasil panen, diperkirakannya mencapai sekitar 5,6 ton per hektar.
"Kalau normalnya bisa sampai 7-8 ton per hektar. Tapi karena ada hama tikus dan burung, turun jadi sekitar 5,6 ton per hektar. Karena di lokasi lain sedang tidak tanam padi atau tanam yang lain," kata Rahmad.
Rahmad menambahkan, hasil panen tersebut seluruhnya digunakan oleh kelompok tani. Sebagian padi itu ada yang dikonsumsi, juga dijual untuk menambah pendapatan mereka.
Padi yang sudah dipanen selanjutnya dikemas dalam bentuk Gabah Kering Basah (GKB) atau Gabah Kering Panen (GKP), kemudian dijual.
"Untuk menjual hasil panen kami bekerja sama dengan koperasi. Jadi, nanti setelah padi dipanen, kemudian dijemur dan diselep. Karena kalau dijual dalam bentuk beras, hasilnya lumayan, harga bisa Rp11 ribu per kilogram," imbuhnya.
Menurut Rahmad, selain di BTKD Jeruk, lahan pertanian khusus padi juga tersebar di 11 wilayah kecamatan lain. Namun, tidak seluruhnya lahan BTKD digunakan penuh dalam satu tahun untuk tanam padi.
"Kalau di lahan BTKD Jeruk, setahun penuh ditanam padi semua. Dalam jangka satu tahun, di BTKD Jeruk bisa panen padi 3 sampai 4 kali," ujar dia.
Ia juga menambahkan, selain di Kecamatan Lakarsantri, kelompok tani padi di Kota Surabaya juga terdapat di beberapa wilayah lain.
Pihaknya mencatat, saat ini ada sebanyak 35 kelompok tani yang ada di Kota Surabaya yang beranggotakan 25 sampai 40 orang.