Manfaat PLBN Dirasakan Masyarakat
Surabaya: Sebagai representasi wajah Indonesia, pos lintas batas negara (PLBN) dan juga wilayah sekitarnya terus mendapatkan perhatian dari Presiden Joko Widodo. Setelah kemarin PLBN Nanga Badau yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu diresmikan oleh Presiden, hari ini, Jumat, (17/3), Presiden Joko Widodo meresmikan PLBN Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Dalam kunjungannya ke Provinsi Kalimantan Barat yang ketujuh kalinya ini, Presiden berpesan agar PLBN Aruk yang baru saja dibangun ulang ini untuk benar-benar dimanfaatkan masyarakat. Presiden percaya, dengan dibangunnya PLBN Aruk ini, roda perekonomian di wilayah sekitarnya akan semakin berputar.
"Saya hanya ingin titip pos lintas batas negara yang ada di Aruk ini agar betul-betul digunakan masyarakat untuk pusat pertumbuhan ekonomi yang baru. Jangan hanya sebatas sebagai kantor imigrasi, karantina, dan bea cukai. Harusnya masyarakat bisa memanfaatkan PLBN ini untuk menumbuhkan ekonomi yang ada di Kabupaten Sambas," ujar Presiden.
Peresmian PLBN Terpadu Aruk di Kabupaten Sambas ini merupakan peresmian PLBN ketiga di Kalimantan Barat oleh Presiden. Setelah PLBN Nanga Badau di Kapuas Hulu yang diresmikan kemarin, PLBN lainnya adalah PLBN Entikong yang telah diresmikan Presiden pada 21 Desember 2016. "Tiga PLBN kita bangun dengan sebuah desain yang megah, semuanya berada di Kalimantan Barat," ucap Presiden.
Presiden juga menyatakan suka citanya mendengar pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yang berada di atas rata-rata nasional. Berdasarkan data yang diterima olehnya, pertumbuhan ekonomi di sana menunjukkan angka 5,22 persen. Inilah yang diapresiasi secara khusus olehnya.
"Tapi harus dipertahankan dengan kerja keras seluruh masyarakat. Hati-hati, ekonomi dunia sekarang semuanya melambat, turun semuanya. Kita dengan susah payah dan segala jurus kita keluarkan agar ekonomi kita tidak turun. Alhamdulillah tahun 2016 lalu kita tumbuh 5,02 persen," Jokowi mengingatkan.
Seorang warga asli Sambas diminta untuk maju ke hadapan Presiden Joko Widodo. Presiden lalu menanyakan kondisi perbatasan sebelum dilakukan pembangunan ulang. Kita tahu, dengan cara-cara serupa ini Presiden menjadi tahu segala permasalahan yang ada di lapangan.
"Saya belum pernah ke sini. Sebelumnya ke Entikong sudah tiga kali. Dulunya seperti apa kantor perbatasan ini? Kalau jelek bilang jelek, kalau bagus bilang bagus," tanyanya.
Dokter Boni, Ketua Dewan Adat Kabupaten Sambas, yang maju ke hadapan Presiden lalu menjelaskan "Jalan ini satu tahun terakhir baru bagus. Kami ke sini masih empat jam dari Sambas menuju Aruk. Artinya waktu itu jalannya tidak seperti sekarang, sekarang sudah dua jam," ungkapnya. (frd)