Meski Tak Satu Grup, Persebaya Ungkap Keinginan Lawan Arema di PGK
Derby Jawa Timur sudah dinanti pada turnamen pramusim Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2018. Meski turnamen itu baru bergulir pada 23 Februari mendatang, namun pertemuan antara Persebaya dan Arema FC sangat ditunggu oleh kedua suporter.
Persebaya yang berada di grup B dengan Persiba Balikpapan, Sriwijaya FC dan Madura United, nampaknya harus berjuang ekstra untuk dapat bertemu dengan rival abadinya. Sementara Grup A akan diisi Borneo FC, Arema FC, Mitra Kukar dan Bali United.
Meski peluang pertemuan antara kedua tim ini kecil, namun Manajer Persebaya, Choirul Basalamah mengungkapkan rasa penasarannya untuk dapat bertemu dengan Arema FC di Piala Gubernur Kaltim.
"Saya sendiri juga penasaran bagaimana atmosfer pertandingan bila Persebaya dan Arema ini saling beradu," kata Basalamah.
Seperti diketahui, sudah lama duel klasik antara Persebaya Surabaya dan Arema FC tidak lagi tersaji. Dua tim legendaris asal Jatim itu terakhir bersua lima tahun lalu. Tepatnya pada laga lanjutan Indonesia Premier League (IPL) di Stadion Gajayana Malang, 23 Juni 2013. Ketika itu, Bajol Ijo kalah dengan skor tipis 1-2.
Tapi Basalamah tak mau melihat ke belakang atas catatan kekalahan Persebaya dengan Arema FC pada lima tahun lalu. Malah dia berharap pertemuan kedua tim dapat terwujud sebelum Liga 1 bergulir, yakni di Piala Gubernur Kaltim.
"Ya, momentum itu bisa saja terjadi di Piala Gubernur Kaltim (Kalimantan Timur) di mana Persebaya dan Arema sama-sama berpartisipasi di sana. Hanya saja, ada syarat yang harus dilalui oleh kedua tim, yaitu harus berusaha keras untuk lolos dari fase grup," ujar pira yang akrab disapa Abud ini.
Selain itu, Abud juga menyebut, jika keinginannya itu terwujud tentu akan dapat menyita perhatian seluruh masyarakat Jatim khususnya Indonesia yang menyaksikan pertandingan panas antara tim dan suporter dalam satu stadion.
"Tentu tim di lapangan harus memberikan penampilan apik saat pertandingan, dan para suporter juga akan berlomba lomba menunjukan kreativitas terbaik mereka di atas tribun, tanpa nyanyian rasis dan kebencian. Kalau semua itu terjadi, maka era baru sepak bola tanah air itu sudah tiba," ucap Basalamah. (hrs)