Manajemen Pengobatan Kanker Rectal dari Segi Pembedahan
Modalitas pengobatan kanker tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus menerapkan Multi Disiplin Ilmu tergantung dari apa dan bagaimana kasus kankernya. Untuk menjelaskan hal ini, Adi Husada Cancer Center (AHCC) mengadakan webinar dengan tajuk "Role Management of Rectal Cancer" pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Dalam pembahasan modalitas pengobatan kanker rectal, yakni kanker yang tumbuh pada usus besar ini menghadirkan tiga pembicara, yakni dr. Edwin Danardono, Sp.B-KBD, dr. Ulinta P.Pasaribu, Sp.Rad (K) Onk.Rad dan dr. Putu Niken Ayu Amrita, Sp.PD-KHOM.
Ketiga pembicara tersebut menyajikan pembahasan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Teknik pembedahan dijelaskan oleh dr Edwin Danardono, dr. Ulinta menjelaskan tentang radioterapi, dan dr. Putu Niken Ayu Amrita memaparkan kemoterapi kanker rectal.
Sebagai pembicara pertama, Edwin Danardono mengatakan bahwa kanker rectal atau kanker kolorectal ini harus ditangani dengan multi disiplin ilmu yang melibatkan dokter penyakit dalam, radiasi, onkologi serta patologi.
"Kanker rectal saat ini masih menduduki lima besar penyebab kematian terbanyak. Di Indonesia sendiri banyak kasus yang datang terlambat," ujar dokter spesialis bedah digestif.
Padahal dalam kasus kanker rectal deteksi dini penting untuk kualitas hidup pasien kedepannya. "Keluhan yang sering terjadi seperti abses di anal atau benjolan, kadang keluhan ini tak langsung diketahui sebagai kanker rectal. Alhasil beberapa kasus datang dalam keadaan sudah memasuki stadium lanjut," ujar Edwin Danardono.
Menurutnya, dari segi pembedahan. Sebelum menentukan pengobatan apa yang akan dilakukan kedepannya harus dilakukan klasifikasi. Klasifikasi ini mencakup kanker apa yang dialami, bagaimana kankernya dan bagaimana kelakuan kanker tersebut.
"Hal ini tentunya akan diketahui dengan cara biopsi," imbuhnya.
Setelah pemeriksaan biopsi, Edwin Danardono menyebut juga harus dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti MRA dan CT Scan untuk mengetahui apakah kanker tersebut bisa dilakukan operasi atau tidak.
Bila belum bisa dilakukan operasi, dokter bedah akan berdiskusi dengan dokter multi disiplin lain seperti dokter radioterapi. Untuk memberikan radiasi pra operasi guna mengecilkan ukuran kanker.
"Dalam tindakan pembedahan tentunya kita harus melihat letak kanker tersebut dan organ diselilingnya. Kalau memang berbahaya untuk organ sekelilingnya tentu harus dicarikan jalan keluar lainnya," tandasnya.