MAN I Jombang Hapus Paradigma Sekolah Jadul
Penilaian masyarakat terhadap madrasah sebagai lembaga pendidikan yang hanya mempelajari soal agama atau akhirat, harus diluruskan. Paradigma sekolah 'jadul' atau kuno merupakan tantangan yang harus dijawab dengan inovasi baru dan kerja keras untuk menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan barokah.
"Madrasah mengajarkan nilai-nilai Hablum minallah wahablum minannas, cara berhubungan dengan Allah atau keimanan dan cara berinteraksi dengan masyarakat". Pandangan ini disampaikan oleh Kepala Sekolah MAN I Jombang, Erma Rahmawati.
MAN yang berlokasi di Jalan DR Wahidin Hudiro Husodob Jombang ini, merupakan salah satu MAN terbaik di Jawa Timur. Beberapa kali menjuarai lomba tingkat nasional yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan.
"Kementerian Agama sudah memberi arahan cukup jelas dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah dari tingkat Ibtidaiyah (SD), Tsanawiyah (SMP) hingga Madrasah Aliyah (SMA). Sekarang berpulang pada SDM di sekolah masing masing dalam mengimplementasikan arahahan tersebut," kata Erma kepada Ngopibareng.id melalui sambungan telepon.
Dia pun memaknai arahan Kementerian Agama (Kemenag) selain untuk menjadikan Madrasah unggul, juga untuk menghapus mindset bahwa madrasah kurang diminati karena mutunya rendah.
"Saya harus jujur mengakui mindset negatif seperti itu dulu memang pernah ada. Tapi setelah dilakukan koreksi serta pembenahan terus terus pandangan negatif itu hilang dengan sendirinya," kata Erma.
Erna lantas membeberkan fakta bahwa pada pendaftaran peserta didik baru di MAN 1 Jombang dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Dia telah memimpin selama empat tahun terakhir.
"Anak didik di MAN I Jombang berjumlah 1.500 siswa belum temasuk peserta didik baru tahun ajaran 2021-2022," katanya.
Alumni Fakultas Sastra Inggris Universitas Negeri Jember menyebut lebih dari 100 anak didiknya lolos Seleksi Masuk Perguruan Tunggi Negeri (SMPTN). "Ada kenaikan dari tahun ke tahun," imbuhnya.
Untuk memotivasi anak didiknya, MAN I Jombang juga menjalin kerjasama dengan beberapa PTN, salah satunya dengan ITS Surabaya. Di Kabupaten Jombang terdapat 10 MAN, mempunyai niat dan semangat yang sama untuk meningkatkan kualitas MAN.
"MAN bisa menjadi pilihan bersekolah bukan pelarian. Artinya baru masuk MAN karena tidak diterima di sekolah lain," tegas Erna.
Bicara tentang pendidikan karakter, Erma berpandangan siswa tidak cukup hanya 'dicekoki' dengan teori. Tapi guru juga harus memberi contoh. Dia mengambil contoh sederhana. Ketika guru masuk ke ruang kelas melihat ruangan kelasnya kontor, ada gorden yang lepas, guru harus punya inisiatif membersihkan dan memperbaiki bersama muridnya. Ini contoh sederhana tetapi menanamkan rasa tanggungjawab pada anak didiknya.
Setiap hari sebelum pelajaran dimulai, lanjut Erna, seluruh siswa MAN I Jombang yang sudah berada di ruang kelas diharuskan bersholawat dan membaca Asmaul Husna. Kemudian diteruskan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menumbuhkan rasa nasionalisme. Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya semua guru dan tenaga kependidikan harus mengikutinya dengan sikap sempurna.
"Saya juga ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya dari ruang kerja seperti siswa dan guru di kelas. Itu contoh sederhana dalam pendidikan karakter. Siswa tidak hanya dijejali teori tapi guru juga harus menjadi contoh," tutur Erma.
Tentang kurikulum, MAN mengkolaborasi antara kurikulum nasional dengan pendidikan agama. "Dunianya dapat dan akheratnya juga dapat," sambungnya.
Kepala Sekolah MAN I Jombang ini dengan bangga menyebut anak didiknya ada yang diterima di AKABRI, TNI Polri, dosen, dokter serta pejabat pemerintah. "Ini artinya tidak ada diskriminasi antara lulusan sekolah umum dengan madrasah. Ini yang melatarbelakangi MAN menjadi lembaga pendidikan pilihan," tutupnya.