Maling Pakaian Dalam Wanita Resahkan Warga Desa Sempu, Banyuwangi
Sejumlah warga Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi, dibuat resah dengan aksi pencurian pakaian dalam wanita. Tak tanggung-tanggung, kejadian ini sudah dialami warga sejak bulan April 2020 lalu.
Dari sekian korban aksi pencurian pakaian dalam adalah anak dan istri Khrisna Wiyahsa, 31 tahun. Pria ini mengaku pertama kali istrinya kehilangan pakaian dalam sekitar 9 bulan lalu.
Pria yang sering bolak-balik Banyuwangi-Solo ini menyebut, pakaian dalam istri selalu hilang setiap kali berada di Banyuwangi. Bahkan, pakaian dalam anaknya yang masih berumur 4 tahun turut hilang.
“Pas pulang ke Banyuwangi, jemur pakaian dalam anakku sama pakaian istri seperti BH dan celana dalam hilang satu atau dua,” jelasnya, Selasa, 5 Oktober 2021.
Saat itu, lanjutnya, pagar rumahnya masih setinggi 1 meter. Karena sering kehilangan pakaian dalam anak dan istrinya, diapun menambah pagarnya dengan besi setinggi 1 meter. Sehingga tinggi pagar rumahnya menjadi dua meter.
“Setelah itu kok tetap hilang terus. Sekitar 3 bulan lalu saya pasang CCTV. Saya pasang di rak sepatu. Setiap saya pulang ke Banyuwangi saya nyalakan CCTV,” jelasnya.
Usaha yang dilakukan Khrisna berhasil. Pada 4 September 2021 aksi pelaku terekam CCTV yang dipasang. Dalam rekaman tersebut terlihat pelaku beraksi sekitar pukul 04.17 WIB - 04.25 WIB. Dari belakang rumah meloncat pagar lalu mengambil G-string milik istrinya.
“Setelah ambil G string terus buka mesin cuci cari pakaian dalam yang lain lalu pergi,” ungkapnya.
Berbeda dengan Khrisna, Ernie Indah yatie, 40 tahun, justru sudah mengalami kejadian itu pada sekitar bulan April 2020 lalu. Perempuan ini mengaku sangat sering kehilangan pakaian dalam. Tidak hanya dirinya, pakaian dalam putrinya yang berusia 20 tahun juga turut hilang.
“Puluhan kali. Saya itu sampai pegel, jengkel ndak karuan. Ini sepele tapi membua jengkel banget,” ungkapnya.
Puluhan pakaian dalam yang hilang itu terjadi dalam kurun waktu kurang lebih satu bulanan. Menurutnya rata-rata dalam 3 hari pasti ada pakaian dalamnya yang hilang. Bahkan tidak jarang dalam sehari dia kehilangan dua celana dalam sekaligus. Bahkan celana jins pendek yang biasa dipakainya saat di dalam rumah juga ikut hilang.
Yang paling parah saat dirinya sekeluarga pulang ke Malang selama satu minggu. Saat pulang dia mendapati rumahnya dalam kondisi berantakan. Di ruangan depan rumahnya terdapat beberapa manekin bekas usaha butik yang pernah dijalaninya. Saat pulang manekin itu ditemukan berada di dapur dengan dipakaiakan baju tidur perempuan.
“Habis itu celana dalam berserakan di bawah,” ungkapnya.
Saat itu dia juga kehilangan laptop dan sejumlah uang yen Jepang koleksi putrinya. Selain itu, sebuah boneka beruang berukuran besar yang ada di rumahnya didapati robek persis di bagian selangkangan.
“Pas di selakangan disobek sampai isinya brodol. Sampai sekarang bonekanya saya simpan,” ungkapnya.
Karena terus kehilangan, putrinya merasa kesal. Saat dirinya hendak pulang ke Malang lagi, putrinya memutuskan untuk tinggal di rumah guna mengintai siapa pelaku dari perbuatan tersebut. Tepat di hari ketujuh dirinya berada di Malang, anaknya memergoki pelaku.
Ketika anaknya baru saja selesai sholat shubuh, dia mendengar suara aneh dari dapur. Seketika anaknya menuju dapur dan terlihat tangan pelaku. Saat itu juga anaknya mengambil parang lalu membuka pintu untuk mengejar pelaku.
“Setelah itu anak saya telepon dan bilang sudah tahu siapa pelakunya,” ujarnya.