Malang Uadem Rek! Ada Angin Monsun dan Kemarau
Suhu Malang Raya mencapai belasan derajat Celsius sejak Agustus. Kota Batu bahkan mencapai 14 derajat Celsius. Sedangkan Kota dan Kabupaten Malang antara 16 hingga 19 derajat Celsius. Kondisi akibat awan hilang dan angin Monsun Timuran.
Dilansir dari laman BMKG Karangploso, hawa dingin yang dirasakan di Malang Raya terjadi karena pergerakan Angin Monsun Timuran. Angin ini bertiup dari benua Australia dan membawa massa udara dingin dan kering.
Di saat yang sama, Malang Raya juga sedang memasuki kemarau dengan hari tanpa hujan yang cukup panjang.
Tutupan awan yang membawa hujan hilang di atas Malang Raya. Akibatnya, pada siang hari sinar matahari menerobos langsung tanpa penghalang awan, menyebabkan terik menyengat di tengah dingin dan kering angin Monsun Timuran.
Sedangkan pada malam hari, awan yang seharusnya berfungsi sebagai selimut, menahan lebih lama radiasi matahari di daratan.
Namun lantaran tak ada selimut awan, maka suhu pada malam hari menjadi dingin sebab radiasi matahari langsung dilepaskan kembali ke atmosfer.
BMKG Karangploso mengimbau warga Malang Raya agar menjaga kondisi kesehatan dan mengonsumsi makanan bergizi. Sebab suhu dingin akan berlangsung hingga September.