Malang Bumi Hangus, Perjuangan Kemerdekaan RI di Malang Raya
Peristiwa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tidak terlepas dari aksi para pejuang di berbagai daerah, salah satunya di Malang Raya. Pemerhati Budaya dan Sejarah, Agung Buana mengatakan perjuangan kemerdekaan di Malang berlangsung mulai 1947 hingga 1949.
Awal mula perjuangan kemerdekaan di Malang dimulai pada 1947 ketika Belanda mulai melakukan agenda Agresi Militer I ke Indonesia. Pada tahun ini mulai bermunculan gerakan pejuang kemerdekaan.
Di antaranya adalah Tentara Republik Indonesia (TRI), Gerilyawan Rakyat Kota (GRK) dan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di Malang.
"Ini awal mula peristiwa jelang Agresi Militer I di Malang, yakni pertengahan Juli 1947 Belanda masuk melalui wilayah Pantai Pasir Putih," ujarnya pada Minggu, 14 Agustus 2022.
Untuk menghalau pergerakan tentara kolonial Belanda memasuki wilayah Malang, para pejuang kemerdekaan tersebut menerapkan strategi 'Malang Bumi Hangus'
Agung mengatakan bahwa pada 28 Juli 1947 tersebut ada sekitar seribu bangunan Belanda dan bangunan penting yang dibakar oleh para pejuang. Bangunan tersebut di antaranya Balai Kota Malang, Sekolah Katolik Cor Je Su, Hotel Pelangi, Pabrik Rokok dan seluruh bangunan di sepanjang Jalan Celaket hingga wilayah Kayutangan.
"Bukan soal peninggalan Belanda. Yang dibakar ini adalah bangunan-bangunan penting agar tak dipakai lagi oleh Belanda," katanya.
Meski begitu, Belanda tetap bisa memasuki wilayah Malang yang ditandai pada 29 hingga 31 Juli 1947, di mana terjadi peristiwa Jalan Salak. Peristiwa tersebut menewaskan sekitar 35 orang yang tergabung dalam gerakan TRIP.
"Terakhir adalah peristiwa dua pahlawan kita, Hamid Rusdi dan KH Malik yang terbunuh dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Itu terjadi di akhir perjuangan mempertahankan negara di tahun 1949," ujarnya.