Malam Tahun Baru Penumpang Terlantar di Bandara Hang Nadim
Lampu runway Bandara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau mati pada Selasa, 31 Desember 2019 malam. Kejadian ini diduga karena lampu tempat pesawat mendarat itu terbakar. Akibatnya beberapa penerbangan mengalami penundaan. Sedangkan pesawat yang landing dialihkan ke bandara terdekat lainnya.
Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Suwarso membenarkan, telah terjadinya korsleting pada lampu runaway. "Tapi saat ini sedang dilakukan perbaikan," kata Suwarso.
Suwarso belum bisa memastikan waktu pasti perbaikan lampu runway itu akan selesai.
Dan Lanud Hang Nadim Batam, Letkol pnb Urip Widodo menjelaskan untuk penerbangan malam komponen pendukung harus lengkap. "Seluruh komponen penerangan di bandara harus menyala untuk penerbangan malam," jelasnya.
Menurut Urip, yang bisa melakukan penerbangan di malam hari dengan kondisi lampu runway mati hanya yang bersifat emergency atau darurat saja.
Dari informasi yang didapatnya, terjadi konsleting di beberapa runway sehingga untuk penerbangan (take off) dan kedatangan (landing) dialihkan.
"Yang saya dapat info, itu ada kebakaran atau konsleting di runway 04 dan 02, sehingga tidak bisa digunakan untuk take off dan landing. Jadi sementara dialihkan," ujarnya.
Akibat padamnya lampu runway, sedikitnya ada beberapa maskapai tujuan Batam tidak bisa mendarat di Bandara Hang Nadim. Akhirnya beberapa pesawat itu mendarat darurat di Bandara Sutan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau.
Sejumlah penerbangan dari Batam menuju Bandara Minangkabau di Padang, Sumatera Barat, juga mengalami penundaan akibat kejadian ini.
Belum bisa memastikan waktu penumpang pesawat yang mendarat darurat di Pekanbaru diterbangkan kembali ke Batam.
Penumpang Citilink rute Pontianak-Batam yang dijadwalkan terbang pada sekitar 17.00 WIB, hingga 21.45 WIB belum bisa tiba di kota tujuannya. Mereka malah dibawa mendarat di Bandara Sutan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Para penumpang masih menunggu untuk diterbangkan ke Batam. Sejumlah penumpang protes untuk menuntut kejelasan kapan pihaknya akan diberangkatkan.
Advertisement