Malam Pergantian Tahun, Seluruh Alun-alun di Jember Ditutup
Pemerintah memberlakukan pengetatan selama natal dan tahun baru di tengah pandemi Covid-19. Pemkab Jember juga mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh alun di Kabupaten Jember pada saat malam pergantian tahun baru.
“Selain kita tutup tempat-tempat yang rawan menimbulkan kerumunan massa, kita juga akan tutup akses menuju Alun-alun Jember dan seluruh alun-alun yang ada di Kecamatan,” kata Bupati Jember Hendy Siswanto, usai apel gelar pasukan di Depan Kantor Pemkab Jember, Kamis, 23 Desember 2021.
Penutupan akses menuju alun-alun tidak hanya sebagai upaya mencegah kerumunan massa dan penyebaran covid-19. Namun juga untuk mengantisipasi adanya pesta euforia saat malam pergantian tahun.
Hendy Siswanto mengimbau masyarakat Jember tetap di rumah saat malam pergantian baru. “Kasus Covid-19 di Kabupaten Jember sudah melandai meskipun vaksinnya belum mencapai target. Kami berharap kepada masyarakat, kalau tidak ada kegiatan tetap di rumah saja pada saat malam tahun baru,” jelasnya.
Sementara Kapolres Jember AKPB Arif Rahman Arifin mengatakan, dalam operasi lilin semeru 2021 dalam rangka natal dan tahun baru, ada 1.500 personil gabungan yang diterjunkan untuk melakukan pengamanan. Ribuan personil itu merupakan gabungan dari Polres Jember, Kodim 0824 Jember, Brigif Kostrad 9 Jember, Satpol PP, dan Dishub Jember. Bahkan Polres Jember juga mendapat bantuan 90 personil dari Brimob Polda Jatim.
Ribuan personil itu akan disebar ke seluruh kecamatan di Kabupaten Jember. Khusus malam pergantian tahun, personil gabungan itu akan disiagakan untuk menjaga akses masuk ke Alun-alun Jember dan Alun-alun yang ada di tiap Kecamatan.
“Penutupan alun-alun diupayakan pukul 17.00 WIB sudah ada imbauan agar mengosongkan alun-alun. Pukul 18.00 WIB alun-alun sudah harus kosong, sudah ditutup total,” jelas Arif.
Ada dua alasan Alun-alun harus ditutup saat malam pergantian tahun. Pertama, untuk memutus penyebaran covid-19. Kedua, agar tidak ada masyarakat yang melakukan pesta euforia.
"Pertama sesuai anjuran pemerintah pusat. Kedua juga kita masih dalam situasi duka akibat kabupaten tetangga (Lumajang) yang terkena musibah Letusan Gunung Semeru. Di Jember juga baru saja terjadi gempa, banjir, dan hujan disertai angin kencang," tegas Arif.
Kendati demikian, kendaraan yang keluar masuk Kabupaten Jember tetap diperbolehkan melintas. Sebab di tiap perbatasan tidak diberlakukan penyekatan.
Advertisement