Malam ini, Dipentaskan Matinya Jenderal Mallaby
Malam ini, 17 November, sebuah lakon sandiwara berbau sejarah dipentaskan di THR Surabaya. Lakon yang dipentaskan adalah Gugurnya Jenderal Mallaby.
Genrenya Ludruk. Sutrada pementasannya adalah Meimura. Para pemainnya dari Perkumpulan Ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara Surabaya.
Meimura, sutradara, mengatakan, pementasan ini dimaksudkan untuk peringatan Hari Pahlawan. "Lain-lain memperingati, kita para seniman juga punya waktu untuk memperingati. Nah Gugurnya Mallaby ini adalah persembahan untuk Hari Pahlawan ini," kata Meimura.
Menurut Mei, begitu biasa disapa, lakon ini berdurasi sekitar 1 jam. Artistik dan lain-lain, properti dan lain-lain didekatkan ke peristiwa itu. Bahwa, matinya sang Jenderal ini benar-benar luar biasa dan mampu menggugah dunia.
Betapa Mallaby tidak menggugah dunia, lanjut Mei. Simak catatan ini: saat perang raya, Perang Dunia II, kemenangan demi kemenangan sangat gemilang diraih pasukan Sekutu. Tapi ini rupanya tak berlaku di Surabaya.
Inggris yang jadi bagian dari sekutu malah mendapat malu di Surabaya.
Saat menghadapi tentara Jerman dalam Perang Dunia II, Inggris tak pernah sekalipun kehilangan jenderalnya. Namun di Kota Surabaya justru jenderal pentingnya hilang satu. Mati satu.
Ketika pasukan Inggris tiba di Surabaya, lima hari kemudian atau tepatnya pada 30 Oktober 1945 seorang jenderalnya terbunuh, yaitu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern (AWS) Mallaby.
Brigjen Mallaby tiba dengan pasukannya pada 25 Oktober 1945 di Surabaya.
Pasukannya dikenal dengan Brigade 49 yang jumlah sekitar 6.000 pasukan. Brigade 49 juga bagian Divisi 23 pasukan Inggris yang dikenal dengan 'The Fighting Cock', yang memiliki pengalaman mengalahkan tentara Jepang di hutan-hutan Myanmar.
Pasukan itu juga termasuk front pertempuran di Semenanjung Malaya serta memenangkan perang melawan tentara Jerman di Afrika Utara. "Tapi di Surabaya, hanya dengan bambu runcing, orang dunia dibikin mbelalak matanya. Sang Jendral, diketahui tewas dalam pertempuran Surabaya," kata Meimura.
Ini malam Minggu, nonton sandiwara pasti asyik. Seperti lagu Benyamin S. yang terkenal itu, yang Nonton Bioskop itu. Bioskop dan Ludruk kan serupa tapi tak sama. Nontonlah ya... (idi)