Malam Ini, Ansor Jatim Gelar Tirakatan Kemerdekaan
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur menggelar Tirakan Kemerdekaan RI. Hal itu dimaksudkan untuk merayakan HUT ke-74 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2019 malam, mulai pk 19.30 WIB, di halaman GP Ansor Jawa Timur, Jl Masjid Al Akbar Timur Surabaya.
Selain diadakan Tahlil dan Doa Bersama, juga diisi dengan Orasi Kebangsaan bersama KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur.
Dalam rangkaian ini, Kiai Marzuki Mustamar pun melakukan pengajian rutin Kajian Aswaja di Musala PWNU Jatim, usai maghrib. Dalam pengajian ini, Kiai Marzuki membahas materi-materi ajaran Islam yang dikembangkan di pesantren, khususunya Ahlussunnah Waljamaah.
Sedang kegiatan Tirakan Kemerdekaan, pagi PW GP Ansor Jatim merupakan langkah awal organisasi pemuda di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini, setelah melaksanakan Konferensi Wilayah di Malang. Pada Konferwil yang digelar di Ponpes Sabilurrosyad, Gasek, Malang, ini berhasil memilih M Syafiq Syauqi sebagai Ketua.
Dalam acara Tirakan Kemerdekaan ini, akan dihadiri para anggota Ansor dan perwakilan dari sejumlah cabang di Jawa Timur.
Sementara itu, di lingkungan perayaan Hari Proklmasi kali diperingati dengan berbagai bentuk. Baik di lingkungan kantor cabang hingga ke PBNU.
Khusus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan ke-74 tahun Republik Indonesia, di Halaman Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Sabtu 17 Agustus 2019.
Ratusan peserta upacara terdiri dari pengurus harian, banom, lembaga dan karyawan PBNU. Upacara tersebut dipimpin Wakil Ketua Umum PBNU KH. Mochammad Maksum Machfoed.
Dalam pidatonya, pimpinan PBNU yang akrab disapa Prof Maksum itu menyampaikan rasa syukur dapat melaksanakan syukuran atas kemerdekaan.
Dia juga mengajak untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan segala jiwa dan raga. Sebelumnya PBNU juga menggelar tahlil dan doa untuk para pahlawan.
"Alhamdulillah kami bisa melasakan syukuran di usia 74 tahun Indonesia merdeka, dalam kerangka itu tentunya harus mengingat perjuangan dan tetes darah para pejuang bangsa para ulama, para kiai para warga Nahdliyin yang turut berjuang pada masa itu," kata Maksum.
Setelah merdeka, diharapkan semua anak bangsa menatap masa depan Indonesia, tentu dengan mengingat bagaimana muasal kejadian kemerdekaan yang penuh tetes darah pengorbanan.
Ada satu catatan yang pantas selalu diingat bersama bahwa Indonesia merdeka bukan belaskasihan dari para penjajah, tetapi atas jerih para pahlawan dengan meneteskan darah, nyawa dan harta.
PBNU mengajak seluruh masyarakat menjaga dan mempertahankan Indonesia dengan berbagai keragamannya serta mengisi kemerdekaan ini dengan menjaga keutuhan bangsa dan NKRI harga mati.
"Karena itu harus kita lakukan dengan satu tekad mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan itu dengan menjaga keutuhan bangsa, NKRI itu harga mati mengingat apa yang diamanatkan dan diwariskan para leluhur bangsa dan karena itu harus kita jaga sekuat-kuatnya," pungkas Kia Maksum.
Advertisement