Malaikat Selalu Menjaga Manusia, Musibah Tak Berarti Tanda Benci
Musibah bukan sebuah tanda kebencian. Terkadang kita dipukul karena rasa sayang. Begitu pesan KH Mohammad Nailur Rochman, Pengasuh Pesantren Bayt al-Hikmah Pasuruan.
Lebih jauh Ketua Rijalul Ansor Jawa Timur ini memberikan catatan penting untuk pemahaman masalah tersebut.
"Saat haji tahun 2004, saya diajak Abah ke daerah Rushaifah untuk sowan kepada Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani. Saya yang waktu itu masih baru belajar bahasa Arab secara aktif memberanikan diri untuk ngobrol dengan beliau, cukup lama kami ngobrol dan disuguhi dengan suguhan yang luar biasa.
"Memang Abuya ini orang yang sangat memuliakan tamu, siapapun tamunya darimana pun asalnya. Saya kira ini adalah cerminan nyata akhlak Rasulullah yang berpesan untuk memuliakan tamu dan menghubungkan sikap ini dengan kualitas keimanan seseorang."
Sempat Ditampar Sayyid Muhammad Al-Maliki
"Pada saat akan pamit, saya dan Abah menyempatkan foto bersama kemudian bersalaman dgn beliau. Pada saat akan bersalaman, entah mengapa beliau menampar pipi saya dan memukul kepala tepat di bagian ubun-ubun.
Saat ditampar itu saya sempat kaget, tapi saya tidak mau berspekulasi dan berprasangka macam-macam. Saya hanya berpikir mungkin ini teguran beliau karena saya masih nakal.
"Tapi setelah itu saya sadar bahwa itu bukan tanda kebencian, karena setelah menampar pipi saya beliau memberikan tangan beliau untuk saya cium, saya juga sempat memeluk beliau dan ketika pulang diberi hadiah beberapa kitab.
"Pengalaman seperti ini hampir dialami oleh setiap murid-murid Abuya saat belajar kepada beliau, termasuk guru-guru saya yang banyak dari kalangan alumni Abuya.
"Itulah pengalaman pertama dan terakhir saya bertemu beliau sebelum beliau wafat.
"Semoga masih bisa tersambung di dalam hati dan dari barokah ilmu beliau.
"Semoga kita semua masih bisa tersambung dengan guru-guru kita sekalipun sudah jarang berjumpa, atau bahkan tidak bisa berjumpa lagi.
"Untuk semua guru dan pembimbing jiwa yang telah menanamkan iman, ilmu dan akhlak dengan "mahabbah" dan "syafaqoh"nya, al-Fatihah."
Demikian pesan Gus Amak, panggilan akrab Cucu Waliyullah Kiai Hamid Pasuruan.
Malaikat Selalu Menjaga Manusia
Allah SWT. berfirman :
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ ۗ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
"Baginya ( manusia ) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. " (Q. S. Ar-Ra'd Ayat: 11)
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, dilindungi oleh Allah dari wabah penyakit, bencana, musibah. Aamiin....!!!"
Demikian tausiyah pagi Ust Keman Almaarif. Semoga bermanfaata.
Advertisement