Malaikat Pencatat pada Hari Jumat, Inilah Keindahannya
Salam hari jumat. Semoga hari ini Allah Subhanahu wa-ta'ala (Swt) melimpahkan rezeki dan kesehatan untuk kita semua. Amiin.
Malaikat Pencatat pada Hari Jumat
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
"Jika hari Jumat tiba maka akan ada para Malaikat di setiap pintu-pintu masjid. Mereka akan mencatat orang yang pertama kali datang lalu berikutnya dan berikutnya sampai jika Imam telah duduk dimimbarnya mereka pun melipat catatan-catatan tersebut. Lalu mereka pun datang dan ikut mendengarkan khutbah. " (H. R. Bukhari no . 3211)
Demikian tausiyah pagi bersama ust Keman Almaarif.
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu : bertaqwa kepada Allah, giat ikhlas melaksanakan shalat, giat melaksanakan sholat Jumat. Amiin....!!! Semoga bermanfaat.
Bulan Menuju Ramadhan
Masih dalam suasana bulan Sya'ban. Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah. Keistimewaan bulan ini terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nishfu Sya'ban. Secara harfiyah istilah Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban tanggal 15 Sya'ban 1443 H yang tahun ini yang dimulai Malam Jum'at ini (Ba'da Maghrib)
Rasulullah ﷺ menyatakan dalam sebuah hadits sebagaimana diriwayatkan oleh Ad-Dailami, Imam ‘Asakir, dan Al-Baihaqy berikut.
خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيْهِنَّ الدَّعْوَةُ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَةُ الجُمْعَةِ وَلَيْلَتَيِ العِيْدَيْنِ
Artinya, “Ada 5 malam di mana doa tidak tertolak pada malam-malam tersebut, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya‘ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.”
Di dalam bulan Sya’ban terdapat malam agung yang penuh berkah dan kemuliaan, yaitu malam Nishfu Sya’ban, di mana Allah Ta'ala menampakkan keluasan ampunan dan rahmatNya kepada para makhluk-Nya. Ia memberi ampunan bagi orang-orang yang memohon ampunanNya, merahmati orang-orang yang memohon belas kasihNya, mengabulkan doa orang yang berdoa kepadaNya, memberi jalan keluar orang-orang yang mengalami derita hidup, membebaskan segolongan manusia dari neraka, menentukan rizki dan amal hambaNya.
Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Kitab Al Ghunyah Li Tholibi Thoriqil Haqq, Juz 1 halaman 188, beliau menuturkan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan dibukanya kebaikan-kebaikan, diturunkannya keberkahan, ditinggalkannya kesalahan-kesalahan, dileburkannya kejelekan-kejelekan, diperbanyaknya pembacaan shalawat kepada Rasulullah ﷺ, karena Bulan Sya’ban adalah Bulan yang dianjurkan di dalamnya banyak bershalawat atas Nabi Muhammad ﷺ .
kita hendaknya senantiasa optimis menjalani hidup dengan selalu ikhtiar dan selalu berdo'a kepada Allah Ta'ala untuk panjang umur dalam keta'atan kepada Allah Ta'ala, murah (luasnya) rezeki, dan ditetapkan Iman kita oleh Allah Ta'ala.
Diantara hadis-hadis yang termasyhur terkait keutamaan Malam Nisfu Sya'ban yang agung ini adalah : Imam Ath-Thabarani dan Imam Ibnu Hibban telah meriwayatkan hadis dari Muadz bin Jabal Umar –Radhiyallahu ‘anhu:
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَطَّلِعُ اللهُ إلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِن
“Diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ , beliau bersabda; “Allah Ta'ala menampakkan (rahmat-Nya) kepada semua makhluq- Nya pada malam nishfu sya’ban dan mengampuni mereka semua kecuali orang musyrik atau musyahin”. [HR. Ath Thabarani, dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya].
“Musyahin” adalah orang munafik yang keji dan suka menimbulkan pertikaian dan menyulut api permusuhan di antara orang-orang yang saling mencintai. Dalam kitab an-Nihayah Ibnu al Atsir berkata: “Musyahin berarti pembuat permusuhan, sedangkan kata al Syahna` berarti permusuhan [An Nihayah Fi Ghorib al Hadis: 2 / 449].
Al-Baihaqi meriwayatkan hadis dari Aisyah -Radhiyallahu anha:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((أَتَانِي جَبْرَيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ فَقَالَ: هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَللهِ فِيهَا عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ بِعَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ لاَ يَنْظُرُ اللهُ فِيهَا إلَى مُشْرِكٍ وَلاَ إلَى مُشَاحِنٍ وَلاَ إلَى قَاطِعِ رَحِمٍ وَلا إلَى مُسْبِلٍ وَلا إلَى عَاقٍّ لِوَالِدَيْهِ وَلا إلَى مُدْمِنِ خَمْرٍ …)) وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِتَمَامِهِ
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda; “Malaikat Jibril AS telah mendatangiku, lalu ia berkata: “Ini adalah malam Nishfu Sya’ban, di dalamnya Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka sebanyak jumlah bulu domba milik Bani Kalb (Sekelompok kabilah Arab yang paling besar atau yang paling banyak mempunyai domba). Dan pada malam itu Allah tidak melihat (merahmati) orang musyrik, provokator, pemutus silaturrahim, orang yang memanjangkan pakaian sampai ke tanah (karena sombong), orang yang mendurhakai kedua orang tuanya, dan orang yang selalu minum khamr (minuman keras) ”. Al Baihaqi menyebutkan hadis secara sempurna.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Umar -Radhiyallahu anhuma:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلا اثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ)) وَإِسْنَادُهُ لَيِّنٌ كَمَا قَالَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ.
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Pada malam nisfu sya’ban Allah Azza wa Jalla menampakkan (rahmatNya) kepada para makhlukNya, kemudian memberi ampunan bagi para hamba-hambaNya kecuali dua orang, yaitu musyahin dan orang yang bunuh orang lain.” Sanadnya hadis ini layyin, seperti pendapat al Hafizh al Mundziri.
Sayyid Muhammad al-Maliki menegaskan dalam kitabnya :
"ماذا في شعبان ؟"
(Apa saja yang harus dikerjakan di Bulan Sya'ban ?), bahwa tidak ada do’a khusus dan shalat khusus yang shahih dari Nabi Muhammad ﷺ pada malam Nisfu Sya’ban. Yang shahih dari Nabi Muhammad ﷺ adalah perintah menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan berbagai macam do’a dan ibadah secara mutlak.
Sehingga orang yang membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat, bersedekah dan melakukan amal-amal ibadah yang lain, baik dilakukan sendirian atau berjamaah, sudah dinilai menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Melalui beberapa macam amal-amal ibadah ini, dengan Izin Allah Ta'ala akan mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala karena telah mengikuti perintah Nabi Muhammad ﷺ
Oleh karena itu, kita biasanya membaca 3 kali Surat Yasin di sela do'a-do'a yang kita baca, hal ini berdasarkan anjuran Para Ulama'.
وقد جمع دعاء مأثور مناسب للحال خاص بليلة النصف من شعبان مشهور, يقرأه المسلمون تلك الليلة الميمونة فرادى وجمعا في جوامعهم وغيرها يلقنهم احدهم ذلك الدعاء او يدعو وهم يؤمنون كما هو معلوم . وكيفيته : تقرأ أولا قبل ذلك الدعاء بعد صلاة المغرب سورة يس ثلاثا .
Artinya, “Sungguh telah dikumpulkan doa ma’tsūr yang terkait khusus dengan malam Nisfu Sya‘ban. Doa ini dibaca oleh para muslimin pada malam penuh anugerah secara sendiri-sendiri dan berjamaah. Seorang dari mereka menalqin doa tersebut dan jamaah mengikutinya atau ada juga salah seorang yang berdoa dan jamaahnya mengaminkan saja sebagaimana dimaklum. Caranya, pertama membaca Surat Yasīn 3 kali setalah shalat Maghrib yang diakhiri dengan berdoa.
Surah Yasin ke-1
"dibaca untuk memohon panjang umur dan ketaatan serta ketakwaan dapat istikomah kepada Alloh Ta'ala ."
Surah Yasin ke-2
"dibaca untuk memohon diluaskan rezeqi yang halal dan menolak Bala ."
Surah Yasin ke-3
"dibaca untuk memohon ditetapkannya Iman Islam hingga Akhir hayat ."
Doa malam nisfu sya’ban yang dimaksud sebagai berikut;
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْن
Artinya: “Ya Allah Tuhanku pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU. Ya Allah pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah tempat bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan pada Engkau pula tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besarmu bahwa aku adalah orang yang celaka, atau terhalang dari nikmatmu, atau orang yang dijauhkan, atau orang yang disempitkan dalam mendapat rezeki, maka aku memohon dengan karuniamu, semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabmu yang telah diturunkan kepada Nabi yang telah Engkau utus, dan perkataanmu adalah benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan menetapkan apa-apa yang dikehendakiNya dan padaNya sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalli yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana, baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan rahmatmu ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih.”
Sebagian kalimat do’a ini diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam kitabnya al-Mushannaf, dan Ibnu Abi al-Dunya, dari Ibnu Mas’ud, dia berkata; "Tak seorangpun berdo’a dengan kalimat do’a ini kecuali Allah Ta'ala akan meluaskan rezekinya dan kenikmatan hidup untuknya."
Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah Ta'ala dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.
Pemaknaan Imam Al-Ghazali
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah Ta'ala memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah Ta'ala.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya'ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam ini Allah Ta'ala menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
Dengan demikian, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya'ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Semoga Allah Ta'ala senantiasa meridhai kita, merahmati kita, menerima seluruh 'Amal, Do'a dan 'Ibadah kita.