Malaikat Diprotes Ustaz, Sebab Kavling Surga si Sopir Lebih Indah
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bercerita tentang kavling surga sopir dan ustadz yang berbeda. Saat ceramah, ustadz membuat jamaah mengantuk dan melupakan Tuhan, sementara sopir ngebut membuat penumpang selalu beristighfar.
Di tengah suasana ketegangan Gus Dur selalu bisa menjadikan situasi rileks dan lebih santai. Humor Gus Dur melampau pergaulan, hingga tokoh-tokoh dunia pun terpingkal-pingkal dibuatnya. Mulai dari Xanana Gusmao, hingga Presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Dari Hugo Chaves hingga Raja Arab Saudi, Fahd bin Abdul Aziz. Mereka pun bahagia bergaulan bersama Gus Dur.
Nah, kali ini Gus Dur bercerita tentang satu malaikat yang diprotes seorang ustadz di surga. Ustadz tersebut protes karena sebagai juru dakwah ia mendapatkan kavling surga yang kalah mewah dari seorang sopir metro mini.
Gus Dur menceritakan guyonannya ketika seorang ustadz dan sopir metro mini ditanya malaikat di depan pintu surga.
"Apa kerjamu selama di dunia?" tanya malaikat kepada sopir metro mini.
“Saya sopir metro mini, Pak," jawab sopir tersebut.
Malaikat itu lalu memberikan sang sopir kavling surga yang mewah. Peralatannya terbuat dari emas. Lalu berikutnya malaikat itu bertanya kepada seorang ustadz.
“Apa kerjaan kamu di dunia?” tanya malaikat kepada ustadz itu.
“Saya juru dakwah, Pak,” jawabnya.
Mendengar jawaban itu, malakait justru memberikan kavling surga yang biasa saja dan ukurannya jauh lebih kecil dari kavling yang diberikan kepada sopir metro mini. Peralatannya pun terbuat dari kayu, bukan dari emas.
Mendapatkan hal tersebut, sang ustadz melayangkan protes. “Kenapa kok saya yang juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir metro mini?”
“Begini Pak Ustadz," jawab malaikat tersebut. "Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua mengantuk dan tertidur, sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir metro mini mengemudi dengan kencang, ia justru membuat orang-orang berdoa, beristighfar, dan berdzikir."
*) Sumber: Buku 41 Warisan Kebesaran Gus Dur karya M Hanif Dhakiri
Advertisement