Makna Sabar, Menurut Kitab Syarah Riyadhus Shalihin
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT) bersama orang-orang yang sabar. Begitulah, Islam mengajarkan kepada para pemeluknya.
Lalu bagaimana sesungguhnya makna sabar? Adakah kita hanya berdiam diri menunggu takdir? Menunggu ketentuan dari Allah Ta'ala?
Berikut merupakan penjelasan tentang makna sabar, yang patut menjadi pencerah bagi kehidupan kita sehari-hari.
Dalam Kitab Riyadush Shalihin dijelaskan sebagai berikut:
S.A.B.A.R.
Sabar menurut arti bahasa adalah menahan. Sedangkan menurut pengertian syariat, sabar berarti menahan diri di atas tiga hal. Sabar di atas ketaatan kepada Allah. Sabar dalam menjauhi perkara yang Allah haramkan. Sabar menjalani takdir Allah yang dirasa berat bagi jiwa.
Menaati Allah butuh kesabaran. Sebab, istiqamah meniti jalan ketaatan itu berat, sulit, kadang juga terasa penat bagi fisik yang lemah atau cacat. Menaati Allah ada kalanya mesti mengorbankan harta. Misal, menunaikan kewajiban zakat atau menunaikan ibadah haji.
Menjauhi segala yang Allah larang juga butuh kesabaran. Sebab, ketika jiwa dikuasai keburukan, ketika ia tergoda oleh bujuk rayu setan, ia akan cenderung melakukan hal-hal yang dilarang Allah.
Maka, hanya orang yang sabar yang mampu menahan dirinya untuk tidak sampai melakukan hal-hal yang Allah larang.
Menjalani takdir Allah yang dirasa berat atau tidak enak bagi jiwa juga membutuhkan kesabaran. Ada empat cara orang menyikapi ujian atau musibah dari Allah.
Ada orang yang jika mendapat ujian dari Allah, dia marah. Ia berburuk sangka pada Allah. Lisannya memprotes keadilan Allah. Ia mengamuk dan melakukan perbuatan buruk untuk menunjukkan kemarahannya atas ketetapan Allah. Na'udzubillahi min dzalik.
Ada orang yang jika mendapat ujian dari Allah, dia bersabar. Dia tahan hati, lisan, dan perbuatannya dari hal-hal yang Allah benci. Ada juga orang yang ketika diberi musibah Allah, dia ridha menerimanya. Dia sikapi ketetapan Allah seakan-akan itu bukan sebuah musibah.
Ada juga orang yang menerima ujian dari Allah dengan bersyukur. Ia ikuti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, manakala mendapati sesuatu yang tidak menyenangkan beliau mengucap, "Alhamdulillah 'ala kulli haal." Segala puji bagi Allah pada setiap keadaan.
Sabar itu sungguh tidak mudah. Namun, jika kita dapat melakukannya, kita punya peluang mendapat pahala dari Allah tanpa batas. Allah berjanji: "Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10)
Demikian, Syarah Riyadhus Shalihin, Madar Al-Wathan, cet. ke-16, jilid ke-1, hal. 172-186.
Zikir Pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement