Makna Esensial Hijrah, Perspektif Ulama Pesantren
Tahun baru hijriah, 1 Muharram 14445 H, telah kita masuki. Renungan dan refleksi pemikiran dari banyak tokoh telah tersebar ke publik.
Namun, di antara renungan itu terdapat yang menarik. Sebagaimana disampaikan KH Husein Muhammad, sahabat Gus Dur, yang menulis fikih dari perspektif jender dan Pengasuh Pondok Pesantren Dar-el Quran Arjawinangun Cirebon. Berikut di antara renungannya itu.
Raghib Al-Isfahani, ahli bahasa Arab terkenal mengemukakan makna terminologis hijrah. Hijrah adalah keluar dari rumah atau wilayah kafir (dar al kufr), Dar al-Zhulm, sebuah terma yang bermakna suasana kezaliman, penuh penindasan dan kekacauan menuju rumah, daerah atau wilayah iman (dar al iman), yang bermakna suasana aman dan damai.
Dari sini tampak jelas bahwa hijrah mengandung makna teologis, yakni sebuah sikap meninggalkan keyakinan yang mengingkari/melawan Tuhan Yang Maha Esa dan tindakan ketidakadilan (kezaliman), mengingkari kebenaran, menuju pada sikap mempercayai Tuhan Yang Maha Esa berikut seluruh missi agung-Nya dan penegakan keadilan dan kemanusiaan.
Pemaknaan ini diambil dari sejumlah ayat al Qur-an. Misalnya :
وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ فِي اللّهِ مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُواْ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُواْ يَعْلَمُونَ
“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi pasti Kami sediakan untuk mereka tempat yang baik di dunia”.(Q.S. al Nahl,16: 41)
Dan ayat Al-Qur'an :
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوا وَّنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا . لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman dan berpindah serta berjuang pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Q.S.al Anfal 8:74.
Dalam banyak pandangan, ayat-ayat tentang hijrah di atas dapat menunjuk pada makna-makna yang terkait dengan dimensi moralitas dan religiusitas. Mereka mengatakan bahwa hijrah berarti:
هجران الشهوة والاخلاق الذميمة و الخطايا
“meninggalkan hasrat-hasrat yang rendah, moralitas yang buruk dan kekeliruan-kekeliruan (dosa-dosa)” menuju kepada kehidupan yang lebih religius dan bermoral mulia".
Jadi, selama kau belum meninggalkan mencacimaki orang lain, memfitnah orang, menghina orang, merendahkan, memusuhi, berbohong dan sejenis itu semua, maka kau belum berhijrah. (18.07.23/HM)
Advertisement