Maklumat Harian Umum Suara Pembaruan Berhenti Terbit
Manajamen yang menerbitkan Harian Umum Suara Pembarian, hari ini mengeluarkan maklumat. Dalam maklumatnya ini pihak manajemen, yaitu Manajemen Beritasatu Media Hoklings yang bernaung di bawah Lippo Group memberitahu kepada para pembaca, pemasang iklan dan semua pemanggku kepentingan, bahwa Suara Pembaruan mulai 1 Februari 2021 berhenti terbit.
Berikut isi lengkap maklumat yang bertanggal 20 Januari 2021 tersebut:
Bulan ini, Februari 2021, mestinya Suara Pembaruan merayakan ulang tahunnya ke 34. Tahun lalu, ulang tahun ke 33 dirayakan dengan meriah tetapi khidmad di gedung Beritasatu Plasa, Jakarta Pusat.
Dikutip dari Beritasatu.com, dalam merayakan ulang tahunnya tahun lalu, pimpinan perusahaan yang juga Direktur Pemberitaan Berita Satu Media Holding, Primus Dorimulu menegaskan bahwa Suara Pembaruan menjadi koran yang terus berkomitmen untuk memberikan pemberitaan yang relevan dan memenuhi kebutuhan masyarakat pembacanya.
“Pertama, kita harus menyajikan informasi sesuai fakta. Jadi kita terus berusaha memerangi hoaks. Kedua, kita juga harus mendorong dan mendidik bangsa ini, agar bangsa ini bisa terus maju ke level yang sesuai dengan harapan kita. Kita juga harus terus memberikan pengaruh yang baik, semua harus menuju kepada nilai-nilai bangsa ini, Pancasila. Sehingga, nilai Pancasila bisa terealisasi dengan baik,” ujar Primus Dorimulu, persis setahun lalu.
Di bawah Lippo, mengejutkan juga Suara Pembaruan akan menghentikan penerbitannya. Harian Umum Suara Pembaruan terbit pertama kali tahun 1987, sebagai pengganti Sinar Harapan yang dibredel oleh pemerintah Orde Baru tahun 1986. Pemiliknya adalah tokoh pers nasional H.G.Rorimpandey. Terbit sore hari. Setelah reformasi tahun 1998, beberapa personil seniornya keluar dan kembali menerbitkan Sinar Harapan. Dengan demikian saat itu di Jakarta ada dua harian sore yang tadinya satu, kemudian pecah dan saling bersaing.
Tapi kemudian Sinar Harapan tidak dapat melanjutkan penerbitannya, karena sebagai koran sore masa edarnya sangat terbatas. Beda dengan harian pagi yang masa edarnya lebih lama, dari subuh hingga siang hari. Sedang untuk koran sore, beberapa jam setelah terbit sudah tiba malam hari, yang tidak memungkinkan untuk mengedarkan surat kabar. Sinar Harapan berhenti terbit, Suara Pembaruan melenggang sendiri, meskipun dengan nafas ngos-ngosan. Koran ini kemudian memindahkan waktu terbitnya menjadi pagi hari.
Sejak tahun 2006, masuklah Lippo Group melalui Globe Media Group ke Suara Pembarauan dengan membawa dana segar, sehingga kepemilikan koran ini mayoritas di tangan Lippo. Lippo sendiri memang bermaksud menjadi salah satu raja media di Indonesia, dengan memiliki, selain Suara Pembaruan, juga pemilik koran bisnis Investor Daily, majalah Investor, majalah Globe Asia, koran berbahasa Inggris The Jakarta Globe, serta media siber yang cukup sukses yaitu Beritasatu.com. Sedang di pertelevisian, Lippo memiliki TV berbayar First Media. (asm
Advertisement