Makan Ikan Buntal, Suami-Istri Meninggal
Dua orang sepasang suami istri meninggal dunia akibat memakan ikat buntal, Jumat 8 Februari 2019. Sementara, dua lainnya dirawat di rumah sakit.
"Yang tewas pasangan suami-istri, Baidowi, 49 tahun dan Suhaena, 46 tahun, warga Desa Brumbungan Kidul," ujar Kapolsek Maron, AKP Sugeng Supriyantoro, Jumat, 8 Februari 2019.
Dua lainnya dirawat di RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo yakni, Muhammad Habibullah, 13 tahun, anak kandung pasangan Baidowi-Sunaena. Satu lagi tergolong kerabat, Mahfud, 43 tahun juga dirawat di RSUD.
Informasi yang berhasil dikumpulkan, bermula ketika Mahfud yang hobi memancing mendapatkan seekor ikan buntal. Warga yang tinggal di RT 22/RW 04 Dusun Gluguk, Desa Brumbungan Kidul, Kecamatan Maron itu membawa pulang ikan tersebut ke rumahnya.
Istrinya, Suhaena diminta untuk memasak ikan yang oleh orang Madura di Probolinggo disebut ikan buntek itu. Kebetulan Mahfud sekeluarga sedang menjalankan puasa sunah.
Ikan yang telah digoreng itu pun disantap bersama saat buka puasa bersama. Keempat orang yang masih satu keluarga besar itu menyantap ikan buntal hingga habis.
Usai menyantap ikan buntal, malam itu mereka keracunan bersama. Keempat anggota keluarga ini dibawa ke Puskesmas Maron, yang memang juga melayani rawat inap (opname).
Baidowi dan istrinya, Suhaena akhirnya menghembuskan napas terakhir saat dirawat inap di Puskesmas Maron. Semantara, Mahfud dan Habibullah akhirnya dibawa ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan.
Kapolsek menambahkan, sebenarnya peristiwa keracunan satu keluarga besar itu terjadi Rabu malam, 6 Februari 2019 lalu. “Tetapi baru keesokan harinya, Kamis, 7 Februari 2019 kasus ini dilaporkan ke Polsek oleh Pak Syamsul, Pj Kepala Desa Brumbungan Kidul, “ ujarnya.
Sementara itu Siti Holifatul Hasanah dan Abdul Karim mengatakan, pihakya yang membawa keempat kerabatnya yang keracunan ke Puskesmas Maron. “Rabu tengah malam sekitar pukul 23.10, suami-istri (Baidowi dan Suhaena, Red.) meninggal dunia,” ujar Siti.
Dikatakan Mahfud memang hobi memancing ikan di Selat Madura di kawasan utara Kabupaten Probolinggo. “Informasinya, saat itu dapat ikan buntal yang ada bintik-bintik hitamnya,” ujar Karim.
Diduga mereka tidak mengetahui kalau ikan buntal beracun sehingga dengan santainya memakan beramai-ramai saat buka puasa. Akibatnya, sekitar satu jam kemudian mereka mengeluhkan pusing, sesak napas, dan muntah-muntah mirip gejala keracunan.
Mahfud yang dirawat di Ruang Melati E RSUD Waluyo Jati Kraksaan kondisinya mulai membaik. “Saya tidak tahu, kalau ikan yang saya pancing itu beracun,” ujarnya.
Seperti diketahui, ikan buntal (blowfish) mengandung racun yang berbahaya bagi manusia. Semua jenis ikan buntal mengandung racun neurotoxin tetrodotoxin. Ini dapat mendatangkan petaka bagi predator yang memakannya.
Bahkan National Geographic, pernah menayangkan, tetrodotoxin sangat mematikan dan 1.200 kali lebih kuat dari racun sianida. Racun dalam satu ekor ikan buntal diperkirakan dapat membunuh 30 manusia dewasa. Sejauh ini, obat penawar racun ikan ini juga belum ditemukan.
Tetrodotoxin diyakini merupakan hasil sintesis bakteri hewan yang ia makan, yakni invertebrata dan alga dan terkonsentrasi di hati, gonad, serta kulit. Ia akan menyerang sistem saraf perifer, yakni motorik dan sensorik.
Awalnya, bibir dan jari-jari akan mati rasa, kesemutan lalu kehilangan kontrol. Bila sudah mengalami demikian, sebaiknya korban langsung dilarikan ke rumah sakit. (isa)