Makan Enak, Ini Dua Menu Khas Ramadan di Sidoarjo
Ada dua menu yang hanya bisa ditemui ketika bulan Ramadan. Kedua menu tersebut merupakan makanan khas kampung Kauman, Sidoarjo yang tak dijumpai di daerah lain.
Setiap sore, kampung Kauman yang berada di dekat masjid Al-Abror, masjid tertua di Sidoarjo selalu ramai dikunjungi warga untuk berburu takjil, yang hanya bisa dibeli di kampung religi tersebut.
Kolak Srikaya dan Bongko Menthok isi daging sapi merupakan menu populer khas kampung Kauman. Jikapun ada di daerah lain, pembuatnya pasti dari Kampung Kauman.
Kolak Srikaya
Sekilas, kolak srikaya tak berbeda dengan kolak pada umumnya. Namun kuah santan kolak srikaya dicampur dengan telur ayam kemudian dimasak dengan bahan lain seperti gula merah, daun pandan, pisang, roti, dan kolang kaling.
Elfira, penjual kolak srikaya mengaku, menu tersebut memang disajikan khusus pada bulan Ramadan dan hanya bisa dibeli di kampung Kauman, Sidoarjo. "Hanya ada di sini, jika ada yang jual di tempat lain ambilnya pasti dari sini juga," ucap Elfira.
Dalam sehari, Elfira mampu menjual 100 porsi kolak srikaya. Satu porsi dijual dengan harga Rp 8.000. Dia mengaku sudah lebih dari 15 tahun membantu ibunya berjualan kolak srikaya di kampung Kauman. "Sehari bikin 100 porsi, tidak termasuk pesanan. Kita hanya membuat kolak srikaya ketika bulan Ramadan saja, ya biar terjaga khas dan keunikannya," jelasnya.
Bongko Menthok Daging Sapi
Selanjutnya, ada menu Bongko Menthok Daging Sapi. Kudapan bercita rasa gurih asin ini menjadi menu primadona kedua di kampung Kauman setelah kolak srikaya.
Berbeda dengan bongko menthok lainya, bongko di sini menggunakan daging sapi sebagai isian. Kudapan ini terbuat dari tepung terigu yang dimasak seperti bubur lalu diisi dengan daging sapi yang telah dibumbui bawang, kemudian diberi santan kanil (santan kental) lalu dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus selama 2 jam.
"Bongko buatan kita beda dengan lainya, biasanya bongko di luar isinya daging ayam kalau kita pakai daging sapi yang dimasak dengan daun bawang," ucap Ema, pembuat resep.
100 bungkus bongko menthok daging sapi selalu habis terjual dalam sehari. Per bungkusnya, Ema menjual seharga Rp 7.000. Ema mengaku sudah lebih dari 10 tahun membuat bongko menthok. Ia hanya berjualan ketika bulan Ramadan saja untuk mempertahankan keunikan dan khasnya.
"Memang sengaja hanya jual pas bulan puasa agar orang itu rindu makanan ini pas bulan puasa. Jika ada yang pesan di luar bulan puasa, maaf kami tolak," tegasnya.