Makam Sunan Ampel Ditutup, Pedagang Sambat Sepi Pembeli
Kompleks Wisata Sunan Ampel Surabaya ditutup sejak Selasa, 24 Maret 2020. Jumlah pengunjung pun menurun. Dampak buruknya, para pedagang di sentra oleh-oleh di kawasan wisata tersebut mengalami penurunan omset penjualan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Religi Sunan Ampel, Muhammad Khotib mengatakan, jumlah peziarah yang datang kini mengalami penurunan drastis. Sayangnya, dia tak bisa menghitung secara pasti berapa jumlahnya. Tak ada catatan perihal jumlah pengunjung di Ampel.
"Kalau secara data, sulit yah kita mencatat, karena Ampel ini unik, multi gate di mana peziarah bisa masuk dari arah mana saja selama 24 jam," kata Khotib kepada Ngopibareng.id.
Menurunnya jumlah peziarah di Ampel, ikut berdampak buruk terhadap pendapatan para pedagang. "Pasti ada dampaknya ke pedagang. Orang berziarah sepi, tidak ada yang belanja. Kalau kita tidak ngitung (kerugian), tapi yang jelas pengaruh itu ada, biasanya rame, nah sekarang sepi," tutur Khotib.
Pantauan Ngopibareng.id di lokasi, sebagian penjual di sentra oleh-oleh makam Sunan Ampel terlihat masih membuka lapaknya, meski tak banyak pengunjung yang mendatangi area tersebut.
Ahmad Saiful, salah satu pedagang kurma, mengaku daganganya sepi sejak dua minggu lalu. Pendapatan yang biasanya mencapai jutaan rupiah harus merosot ke ratusan ribu saja.
"Sudah sepi dari dua minggu lalu. Biasanya pendapatan sampai Rp1 juta, sekarang paling kencang dapat Rp400 ribu. Karena ada corona ini peziarah sepi," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ansori. Penjual tasbih ini menyebut, setiap harinya banyak rombongan bus datang dari wilayah mana saja. Tapi setelah wabah corona dan pengumuman penutupan lokasi wisata religi, jumlah pengunjung merosot.
"Biasanya tasbih laku 20-an, tapi hari ini malah belum dapat pembeli, yah semoga virusnya cepat selesai," harapnya.