Mak Inaq Sahnu, Pemulung yang Berkurban Seekor Sapi
Seorang pemulung di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mampu mengumpulkan uang senilai Rp10 juta yang kemudian digunakan membeli sapi kurban dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah.
Mak Inaq Sahnun, 60 tahun, yang berasal dari Narmada, Kabupaten Lombok Barat, sehari-harinya menjadi pemulung botol plastik di sejumlah wilayah di Kota Mataram, khususnya kawasan Cakranegara.
"Dalam seminggu saya bisa menjual botol bekas dan sampah plastik Rp10 ribu, kadang Rp20 ribu bahkan hingga Rp50 ribu," katanya di Mataram, Selasa.
Inaq Sahnun menjual botol bekas yang didapatkannya itu kepada pengepul bernama Sainah, dengan harga satu karung Rp10.000 hingga Rp20.000.
"Alhamdulillah, dari hasil penjualan botol bekas itu sekarang sudah terkumpul Rp10 juta, untuk membeli sapi kurban," katanya.
Menurut dia, uang senilai Rp10 juta itu tidak serta merta didapatkannya, namun dia telah mengumpulkan uang tersebut sejak lima tahun yang lalu dan dihajatkan untuk berkurban.
Di Mataram, Inaq Sahnun hidup sendiri, karena sampai saat ini dia belum pernah menikah. Sementara dua saudaranya sudah meninggal dunia.
"Saya tidur dan makan di warung ini, menggunakan tikar yang diberikan oleh pemilik warung sekaligus menjaga warung ini," ujarnya. Warung makan tersebut berada di pintu keluar Mataram Mall.
Setiap hari, Inaq Sahnun berkeliling di kawasan Cakranegara mencari dan memungut botol plastik bekas, kadang ada juga yang pemilik warung atau warga yang sudah sengaja mengumpulkan botol plastik untuk diberikan kepadanya.
"Saya keluar mencari botol plastik di jalanan dari pagi, kalau siang penuh dua kantong plastik saya taruh dan kumpulkan dulu di warung kemudian keliling lagi," katanya.
Azma salah seorang karyawan berada di Jalan Bangkau Cakranegara, mengaku setiap pagi melihat Inaq Sahnun melintas di depan kantornya sambil membawa karung yang ukurannya lebih besar dari badannya sebagai wadah botol bekas yang dipungutnya.
Kadang, dia dipanggil oleh karyawan untuk diberikan botol bekas dan uang senilai Rp10 ribu. "Saya tidak menyangka, dengan hasil mengumpulkan botol bekas Inaq Sahnun mampu membeli sapi untuk berkurban. Saya sangat salut dan ini patut dicontoh," katanya.
Sementara pedagang warung setempat Rehan mengatakan, Inaq Sahnun sudah kurang lebih satu tahun tidur di warungnya yang sebelumnya dia tidur di kuburan Karang Jangkong.
"Tapi karena di sana banyak ular dan anjing, makanya kita tawarkan tidur di warung kalau malam," ujarnya.
Rehan mengaku, kurang banyak mengetahui tentang Inaq Sahnun, tapi dulu dia pernah menjadi pengasuh anak di lingkungan Perumahan Karang Jangkong, dan sekarang memulung setelah berhenti bekerja di rumah orang itu. (an/ar)