M. Sholeh, Pengacara yang Tak Pernah Lelah Maju Pilwali
Warga Surabaya pada 2020 nanti punya hajatan besar yaitu pemilihan Wali Kota Surabaya. Sejumlah nama pun mulai bersliweran di media untuk memperkenalkan diri sebagai calon Wali Kota Surabaya. Salah satunya Muhammad Sholeh.
Sholeh yang kini berprofesi sebagai pengacara ini mendeklarasikan maju menjadi calon Wali Kota Surabaya dari jalur independen. Jalur yang sebenarnya tak terlalu populer untuk maju menjadi pemimpin daerah. Namun, meski lewat jalur yang tak populer, Sholeh tetap percaya diri. Dia mengklaim mendapat mandat dan didukung secara penuh oleh para mantan aktivis 1998 Surabaya.
"Saya sudah sowan ke senior-senior. Teman-teman '98 juga mendukung saya. Nanti saya bakal sowan dan mau ketemu teman-teman PRD dahulu, seperti Sri Bintang Pamungkas, Budiman Sudjatmiko, dan lainnya," ujar Sholeh saat deklarasi, kemarin, Kamis 4 Juli 2019.
Klaim Sholeh sebagai aktivis 1998 memang tak diragukan lagi. Sholeh dulu memang pernah menjadi 'pejabat' Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang ada di Surabaya. Dia bahkan sempat dipenjara di penjara Kalisosok oleh Orde Baru. Selain mengklaim mendapat dukungan dari teman-teman aktivis 1998, Sholeh merasa yakin maju dari jalur independen, karena dia mengganggap warga Surabaya sudah bosan dengan permainan partai politik.
"Warga bosan dengan patgulipat partai politik. Makanya saya maju independen. Biar masyarakat punya alternatif lainnya," kata dia.
Debut Sholeh dalam maju dalam pemilihan kepala daerah, sebenarnya bukan kali ini saja. Pemilihan Kepala Wali Kota Surabaya pada 2010 lalu, Sholeh sebelumnya juga melakukan hal yang sama. Dia mendeklarasikan diri sebagai calon wali kota yang maju dari jalur independen juga. Namun nafas Sholeh habis di tengah jalan sebelum pemilihan wali kota digelar.
“Jumlah penduduk di Surabaya (saat itu) sekitar 3 juta jiwa. Jadi saya harus mengumpulkan KTP dan surat pernyataan dukungan sebanyak 90 ribu. Itu sangat memberatkan buat saya,” jelas Sholeh kala itu seperti dikutip dari hukumonline.
Sholeh pun akhirnya gagal maju menjadi calon Wali Kota Surabaya pada 2010 lalu. Sholeh kemudian pindah haluan ke pemilihan Bupati Sidoarjo. Namun lagi-lagi gagal. Terakhir, 2015 lalu Sholeh juga mengkampanyekan diri maju menjadi Bupati Sidoarjo. Namun langkahnya gagal karena tak dapat kendaraan dari partai politik.
Akankah Sholeh akan berhasil maju dalam pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 nanti? Apalagi Sholeh harus berhasil mengumpulkan 140 ribu KTP warga Surabaya yang menyatakan mendukungnya dalam pemilihan Wali Kota Surabaya pada 2020 nanti. Jumlah yang lebih banyak dibandingkan pada saat 2010 yang hanya butuh 90 ribu KTP.