Majelis Hukama Al Muslimin Belajar Toleransi Ke Wapres
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al Muslimin Dr. Sulthan Al Rumaithi beserta jajarannya di Kediaman Resmi Wapres, Menteng Jakarta Pusat.
Bicara Wapres Masduki Baidlowi, menjelaskan agenda utama dari kunjungan para cendekiawan Muslim ini untuk menyosialisasikan Majelis Hukama Al Muslimin, selain belajar mengenai toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
"Majelis ini sengaja datang ke Indonesia untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas sosialisasi dari majelis ini. Tapi yang terpenting juga salah satu dari agendanya bahwa para ulama yang berkantor di Abu Dhabi ini ingin belajar kepada Indonesia, kepada para tokoh Muslim Indonesia, mengenai kenapa Muslim Indonesia yang mayoritas dapat berkumpul bersama-sama kalangan minoritas secara damai," kata Masduki Rabu 15 Desember 2021.
Menurut juru bicara Wapres yang dipanggil Cak Duki, Sekjen Hukama Al Muslimin kagum dengan penduduk Indonesia yang beragam suku agama dan budayanya tetapi mampu hidup damai di tengah kemajemukan tersebut. Sementara, negara-negara di Timur Tengah yang memiliki penduduk sedikit dan agamanya hampir seratus persen Islam, tetapi banyak terjadi konflik.
"Nah inilah yang menjadi pertanyaan dari Dr. Sulthan Al Rumaithi. Di situlah dia ingin mempelajari," ucap Cak Duki.
Sekjen Hukama berencana menerjemahkan berbagai buku mengenai kerukunan yang ada di Indonesia.
"Bahkan dia juga ingin tahu seperti apa anak-anak Indonesia belajar kerukunan. Dari kecil sudah dibiasakan untuk berbeda, dari kecil sudah dibiasakan untuk menghargai orang lain, berempati kepada orang yang berbeda agama. Nah, kehidupan seperti itu yang ingin dipelajari," ujarnya.
Merespon keingintahuan Sekjen Hukama tersebut, Wapres menyampaikan bahwa toleransi dan kerukunan di Indonesia didasari semangat dan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan. Menurut Wapres, para pendiri negara ini telah bersepakat untuk tidak membeda-bedakan mana yang mayoritas dan mana yang minoritas.
"Jadi rasa empati itu adalah modal utama untuk pendirian Republik ini, tadi dikatakan oleh Wapres seperti itu," kata Cak Duki.
Bahkan, sebelum merdeka pun para tokoh negeri ini sudah mempunyai kebiasaan hidup rukun dan toleran yang dicontohkan secara turun temurun.
"Kalau kita hanya bicara mengenai kemajemukan, mengenai toleransi, dan seterusnya, kalau hanya pembicaraan tanpa dikerjakan, tanpa dieksekusi, kata Wapres, maka negara ini sudah bubar sejak dulu," ucap Masduki.
Oleh karena itu Indonesia tidak banyak bicara mengenai toleransi tapi banyak mempraktikkannya.
Karena Indonesia tidak banyak bicara tapi banyak berbuat itulah maka menghasilkan sebuah Republik Indonesia yang sampai sekarang alhamdulillah bisa bertahan walaupun pulaunya banyak, penduduknya banyak, beragam-ragam agama, beragam-ragam suku bangsa.
"Banyak orang memprediksi bahwa Indonesia itu sudah akan terjadi balkanisasi ketika terjadi reformasi politik dulu, tetapi sampai saat ini alhamdulillah dengan inayah Allah dan ridho Allah masih bertahan, itu yang dikatakan oleh Wapres tadi," kata Cak Duki
Pada kesempatan ini Wapres juga menceritakan mengenai Indonesia yang memiliki universitas Islam global yakni Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang juga dapat menjadi tempat belajar toleransi dan kerukunan secara intelektual.
Di sinilah Wapres berharap, semua dapat saling belajar dan saling mengerti antara satu dengan yang lainnya, sehingga kehidupan yang beragam bisa bermakna dan dapat dinikmati secara damai.
Sebagai informasi, Majelis Hukama Al Muslimin merupakan sebuah lembaga internasional independen yang berpusat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Majelis yang didirikan pada 19 Juli 2014 ini, bertujuan mempromosikan perdamaian di tengah masyarakat Muslim, dengan semangat toleransi, harmoni, dan persaudaraan umat manusia.
Majelis Hukama dipimpin oleh Grand Syeikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Al-Thayyeb dengan beranggotakan para ulama dari berbagai negara. Dari Indonesia sendiri salah satu ulama yang menjadi anggotanya adalah Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab.
Saat ini, Sekjen Majelis Hukama Dr. Sulthan Al-Rumaithi, sedang berada di Indonesia hingga 18 Desember 2021. Ia adalah seorang cendekiawan dan intelektual muda terkemuka Uni Emirat Arab yang sangat mengagumi toleransi dan harmoni di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.
Selain Jubir, Wapres juga didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika.
Advertisement