Majapahit Travel Fair Promosikan Soto Surabaya ke Dunia
Surabaya: Ada yang asyik dari Majapahit Travel Fair (MTF) 2017 yang dilangsungkan di Grand City Convex, Surabaya, pada 13-16 April 2017. Salah satu Travel Exchange (Travex) berkelas itu mengambil tema Kabupaten Sumenep, Madura agar memberikan nuansa wisata dan budaya khas Jawa Timur. Dan, akan mempromosikan Soto, ikon kuliner Indonesia ke pentas dunia.
“Kegiatan utama MTF adalah Travex dalam bentuk booth yang merupakan upaya untuk lebih memaksimalkan pertemuan bisnis antara buyer dan seller. Soto akan disajikan secara khusus saat jamuan makan malam bagi buyer dan seller," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Jarianto di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Seperti diketahui, soto sudah diumumkan oleh Menpar Arief Yahya sebagai ikon kuliner Indonesia. Di setiap restoran yang menggunakan nama Wonderful Indonesia, minimal harus memiliki masakan soto. “Selain itu, sate, nasi goreng, gado-gado dan rending,” sebut Menpar Arief.
Mempopulerkan Soto itu adalah bagian dari upaya membranding culiner nusantara yang dijadikan makanan khas Indonesia. Jika di Jepang ada sushi, di Korea ada kimchi, di Thailand memiliki tom yam, Vietnam dengan mie, Turki dengan kabab, maka Indonesia punya soto.
Acara yang terbuka untuk umum ini selain pemeran dan bursa pariwisata, juga akan menghadirkan fam trip, pertunjukan kesenian serta berbagai lomba. "Di antaranya lomba dekorasi dan jamuan makan malam, itu pada 13 April 2017. Kemudian lomba busana daerah, talkshow serta promosi dari berbagai daerah peserta," papar Jarianto.
Dia mengatakan, acara ini merupakan event tahunan yang dimaksudkan untuk menggairahkan kepariwisataan di Jawa Timur dengan melibatkan kalangan seller dan buyer dari dalam maupun luar negeri. Selain Tabel-Top Business Meeting, MTF juga menampilkan produk, fasilitas dan jasa pariwisata, serta ada pula trip bagi para buyer, seller, dan exhibitor ke beberapa destinasi pariwisata penting di Jawa Timur.
"Pameran ini juga akan diisi seminar yang menghadirkan para professional di industri pariwisata terkemuka Indonesia. Semakin lama semakin banyak pebisnis pariwisata yang mengikuti MTF ini," kata Jarianto.
Mengambil tema “Adventure Tourism”, MTV 2017 diharapkan mampu manikkan minat generasi muda untuk mengeksploitasi kekayaan alam Jawa Timur serta para penggemar wisata petualangan.
Jumlah peserta Travex tahun ini rinciannya adalah, ada sebanyak 132 orang, terdiri buyer dari luar negeri sebanyak 90 orang, berasal dari 23 negara, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Cina, Hong Kong, Jepang, India, Sri Lanka, Pakistan, Australia, Belgia, Kanada, Republik Ceko, Hungaria, Italia, Belanda, Polandia, Rusia, Saudi Arabia, Ukraina, serta Uni Emirat Arab.
Sedangkan untuk buyer dalam negeri, sebanyak 42 orang. Untuk seller ada 82 industri pariwisata, terdiri dari 75 industri pariwisata dari Jawa Timur dan 7 industri pariwisata dari Jakarta, Banten, Bali, Yogyakarta, NTT, dan NTB.
Sebelumnya, Menpar Arief Yahya telah melakukan terobosan baru di acara promosi kuliner Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dengan mengumumkan bahwa Soto menjadi branding makanan nasional. Dirinya sepakat untuk mendorong Soto sebagai kuliner nomor satu di dunia. Kelezatannya tidak perlu diragukan lagi. Bumbu yang terdapat dalam Soto juga membuat cita rasanya semakin khas dan kuat.
“Sebetulnya kuliner Indonesia banyak yang lezat. Tapi terlampau banyak, sehingga tidak berani ambil keputusan. Saya putuskan saja, mohon diterima, yakni Soto sebagai branding makanan nasional. Soto itu mudah membuatnya, merakyat dan rasanya memang oke," kata Menpar Arief Yahya beberapa waktu lalu.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung penuh MTF 2017 di Surabaya ini, karena dalam strategi marketing ada tiga hal yang perlu dijalankan, yakni Branding, Advertising dan Selling.
“Di MTF 2017 yang mempertemukan antara sellers dan buyers ini adalah bagian dari selling, termasuk 10 destinasi prioritas yang dijadikan Bali Baru untuk memenuhi target 15 juta wisman tahun ini,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti.
Esthy menilai, industri pariwisata di Jawa Timur mulai berkembang pesat. Beberapa daerah, seperti Banyuwangi, Malang, Batu dan Surabaya sudah banyak atraksi yang layak dikunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara.
“Di Jatim terdapat 784 objek wisata yang tersebar di 38 kabupaten dan kota. Diharapkan pada 2019 Jatim bisa mendatangkan 1 juta turis mancanegara,” kata Esthy.
Guna mendukung promosi dan informasi, Kemenpar memasang Billboard di sejumlah tempat, di antaranya di arah pintu masuk Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, serta di Gerbang Tol Kamal, sisi Madura dan Surabaya. Kemudian, juga dipasang di pintu masuk Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, pintu masuk Tol Nusa Dua, Bali, di Gedung Negara Grahadi, di sekolah-sekolah Pariwisata, dan di semua SKPD di Jawa Timur.(*)
Advertisement