Mahkamah Keluarga Muncul di Google Maps
Ada-ada saja ulah netizen +62 (Indonesia) kalau bercanda. Baru-baru ini muncul alamat Mahkamah Keluarga dalam pencarian fitur Google Maps. Di Google Maps tampak alamat Mahkamah Keluarga berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat No. 6 RT 2/3, Gambir, Jakarta Pusat. Alamat yang tertera sama persis dengan yang tercantum dalam alamat Mahkamah Konstitusi (MK) pada fitur Google Maps.
Hanya saja, berbeda dengan pencarian fitur Google Maps pada alamat Mahkamah Konstitusi yang terdapat review, foto, hingga kolom penilaian (rates) dari masyarakat, lokasi Mahkamah Keluarga diberi grafis gedung pencakar langit warna biru, dan seperti baru dibuat.
Sarkasme Mahkamah Keluarga
Istilah Mahkamah Keluarga disuarakan sebagai bentuk sindiran masyarakat dalam menyikapi putusan MK terkait batas minimal usia capres-cawapres. MK mengabulkan syarat calon presiden dan wakil presiden atau capres-cawapres berusia paling rendah 40 tahun, atau berpengalaman sebagai kepala daerah.
Gugatan dengan nomor perkara 90/PUU-XXI/2023 itu dilayangkan oleh seorang mahasiswa Universitas Surakarta bernama Almas Tsaqibbirru, pada Senin 16 Oktober 2023.
Keputusan MK dianggap bentuk memuluskan langkah Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Istilah Mahkamah Keluarga juga merujuk pada posisi Ketua MK Anwar Usman yang merupakan adik ipar Presiden Jokowi sekaligus paman Gibran Rakabuming Raka.
Tanggapan Anwar Usman
Ketua MK merespons dugaan adanya konflik kepentingan setelah adanya putusan perkara batas usia capres-cawapres.
"Saya perlu sampaikan bahwa saya menjadi hakim mulai 1985, itu sudah menjadi calon hakim sampai sekarang. Jadi sudah 30 sekian tahun. Ya alhamdulillah, saya menegang teguh sumpah saya sebagai hakim. Menegang teguh amanah dalam konstitusi, Undang-undang Dasar, amanah dalam agama saya yang ada dalam Alquran," ungkap Anwar Usman dalam jumpa pers soal pembentukan Majelis Kehormatan MK (MKMK) di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin 23 Oktober 2023.
Anwar Usman menekankan tak ada konflik kepentingan di setiap pengambilan keputusan. Ia mengklaim meneladani sifat Nabi Muhammad SAW.
"Beliau mengatakan, 'andaikan Fatimah anakku mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya'," jelasnya.
Pria 66 tahun ini juga menegaskan bahwa dalam hukum, tak boleh ada intervensi dan harus tegak lurus. "Itulah yang selalu saya lakukan setiap kali mengambil keputusan," tandas suami Idayati itu.