Mahfud MD Panjatkan Doa untuk Gaza di Pesantren Minggir Jogja
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berkunjung ke Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu malam. Di pesantren asuhan KH Muwafiq itu, Mahfud MD mengajak santri dan undangan Harlah ke-7 Satuan Team Anti Kriminalitas (STAK) Yogyakarta, untuk memanjatkan doa pada warga Gaza di Palestina.
"Tolong lah saudara-saudara kami kaum muslimin yang berjihad di Palestina. Ya Allah hancurkanlah kekuatan jahat orang-orang Yahudi dan Israel sampai mereka menyadari untuk membangun kedamaian di muka bumi ini," kata Mahfud, dikutip dari Antara.
Ia melanjutkan, dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, terdapat satu narasi bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia dibangun adalah untuk membangun perdamaian dunia, serta keamanan bagi setiap jiwa.
"Oleh sebab itu, malam ini saya datang ke sini pada kesempatan ini memakai baju solidaritas untuk orang-orang Palestina yang sekarang sedang dibantai di Gaza," katanya. Malam itu, Mahfud menggunakan syal bendera Palestina.
Ia lantas menyampaikan jumlah korban jiwa dalam pembantaian Israel atas warga Gaza. Sejak 7 Oktober sampai 3 November 2023, sedikitnya 10 ribu jiwa warga Gaza meninggal. 3.700 di antaranya anak-anak. "Kalau dibagi per hari, lalu dibagi per jam setiap 10 menit ada anak kecil meninggal satu karena kebrutalan serangan dari Israel," lanjutnya.
Kondisi itu menurutnya bertentangan dengan prinsip Negara Indonesia yang menganut perdamaian dunia. Maka , pemerintah Indonesia beserta rakyat Indonesia mengutuk keras tindakan brutal Israel.
"Pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia, rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia bisa dibolak-balik yang mana saja sama sikapnya mengutuk dengan keras terjadinya tindakan kekerasan dan pembantaian tanpa pandang bulu yang terjadi di Gaza akibat serangan brutal dari Israel," tegasnya.
Sikap Indonesia terhadap Israel menurutnya sudah dinyatakan sejak awal oleh Presiden Soekarno kala Indonesia baru berdiri. Sikap ini selanjutnya dinyatakan kembali pada Konferensi Asia Afrika Tahun 1955. "Bung Karno menyatakan Indonesia tidak akan pernah berhubungan dengan Israel sampai Palestina merdeka. Sikap itu dinyatakan oleh pemerintah Indonesia dan konsisten sampai sekarang," tegasnya.