Mahfud : Jokowi Tahu Siapa Cawapres Yang Pesan Survei Palsu
"Pak Jokowi tidak bisa diprovokasi, dia punya pertimbangan, tahu siapa yang populer, tahu siapa yang cuma mengaku populer, tahu siapa yang memesan survei palsu, semua dia tahu," kata Mahfud MD.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mohammad Mahfud MD mengaku sering bertemu dengan Presiden Joko Widodo, namun tak satupun dari pertemuan itu membahas soal namanya yang bakal menjadi calon wakil presiden.
"Saya sering ketemu Presiden, tapi jujur tidak pernah bicara pilpres," kata Mahfud MD di Jakarta, Selasa 31 Juli 2018.
Nama Mahfud saat ini disebut potensial dipilih Jokowi sebagai cawapres. Mengenai hal ini, Mahfud berulang kali menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan Presiden pasti memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan sosok cawapresnya.
Presiden menurutnya, juga memiliki tim intelijen dan tim survei yang bisa memberikan informasi tentang figur-figur cawapres. Jokowi tidak akan bisa diprovokasi oleh pihak manapun.
"Pak Jokowi tidak bisa diprovokasi, dia punya pertimbangan, tahu siapa yang populer, tahu siapa yang cuma mengaku populer, tahu siapa yang memesan survei palsu, semua dia tahu," ujarnya.
"Jadi tidak perlu berebutan. Demo-demo, survei palsu itu hanya untuk meramaikan berita media saja, tapi Presiden Jokowi tidak bisa seperti itu," kata dia.
Mahfud pun memilih pasif terhadap kemunculan namanya sebagai cawapres Jokowi.
Mahfud juga enggan berandai-andai apabila nanti dirinya ditanyakan Jokowi terkait kesediaannya menjadi cawapres.
"Ya kalau (ditanya) begitu nanti saya jawabnya ke Pak Jokowi saja," kata Mahfud. (man)