Mahasiswi UGM Asal Sidoarjo Penemu Eco Lindi, Penetral Bau Sampah
Bau tidak sedap yang disebabkan oleh tumpukan sampah menjadi keluhan utama bagi masyarakat luas, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA).
Rania Naura Anindhita (20), mahasiswi Universitas Gajah Mada (UGM) asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Berhasil menciptakan cairan penetral bau sampah bernama 'Eco Lindi'.
Mahasiswi Fakultas Biologi tersebut mengatakan, Eco Lindi merupakan hasil diskusinya bersama sang ayah, Bahrul Amig yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Sidoarjo.
Rania menjelaskan, Air lindi berasal dari endapan tumpukan sampah mempunyai sifat mendukung keragaman mikroba. Kemudian air lindi ini dicampur dengan molase atau sisa air tebu sehingga menghasilkan katalis.
"Katalis mengandung enzim serta asam sulfat yang sifatnya menetralkan bau dengan cara melepaskan amoniak dan metana yang ada di tumpukan sampah," ucap Rania, Kamis, 3 Februari 2022.
Pembuatan Eco Lindi sangat mudah dan ekonomis, menurut Rania. Satu galon katalis bisa menghasilkan 10 ribu liter eco lindi. Dari 10 ribu liter eco lindi bisa digunakan untuk 42 kali.
"Cara menggunakannya, 1 liter cairan Eco Lindi dicampur dengan 50 liter air biasa. Saat disemprotkan ke tumpukan sampah, reaksinya cukup singkat. Berkisar 5 menit saja," imbuhnya.
Manfaat cairan eco lindi bukan hanya untuk penetral bau sampah saja, namun juga bisa digunakan untuk penyubur tanaman atau pupuk.
Hasil karya Rania mendapatkan apresiasi dari Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali. Rania memperoleh penghargaan Trash Control Heroes.
Sementara itu, Kepala DLHK Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amig mengatakan, Eco Lindi merupakan temuan besar dalam bidang lingkungan, yang mampu menjadi solusi permasalahan sampah yang identik dengan bau tidak sedap.
"Bau di TPA dan tempat pengolahan sampah, saat ini telah bisa diatasi dengan eco lindi ini. Dengan disemprot eco lindi, bau sampah yang datang di TPA bisa netral dalam waktu sekitar lima menit saja," tutur Amig.
Sebelumnya, Amig mengaku sering mendengar keluhan warga yang tinggal di sekitar TPA dan TPS, tentang bau sampah yang menyengat. Bahkan petambak di sekitar tempat tersebut juga mengeluh ikan mereka banyak yang mati.
“Dengan eco lindi masalah tersebut teratasi. Warga tidak lagi mengeluhkan bau. Sedangkan ikan di lingkungan TPA tidak terpengaruh,” jelasnya.
Lebih lanjut Amig menambahkan, eco lindi telah diuji coba untuk mengatasi masalah bau menyengat di pasar dan peternakan di antaranya, peternak kelinci, ayam, bebek, serta sapi. Cairan eco lindi terbukti aman untuk hewan ternak.
"Kami sudah uji coba di lingkungan pasar karena mikrobanya sangat reaktif. Temuan Eco Lindi ini bisa diaplikasikan di semua aktivitas limbah yang menghasilkan bau dan aman untuk hewan ternak," tutupnya.