Mahasiswa Unisla Konsolidasi Tuntutan Dualisme Kepemimpinan
Deadline mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla), Jawa Timur, terkait penyelesaian dualisme kepemimpinan kampus, berakhir. Waktu 4 x 24 jam yang diajukan lolos tanpa ada kabar dari dua pihak berseteru.
Tidak mau dibilang hanya gertak sambal, mahasiswa pun merencanakan sikap lanjutan. Dimotori Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisla, sejumlah mahasiswa disinyalir sedang merencanakan sesuatu.
"Kita tadi baru sebatas konsolidasi internal. Kita menampung aspirasi dan masukan teng langkah apa yang akan kita lakukan setelah ini. Karena kami menilai jawaban kedua pihak masih merasa benar sendiri-sendiri," kata Ketua BEM Unisla, Chelvin Akbar Putra M, Senin 22 Mei 2023 malam.
Konsolidasi yang dilakukan adalah berkumpul di halaman timur masjid kampus. Puluhan mahasiswa perwakilan dari sejumlah fakultas duduk melingkar, bergiliran menyampaikan pendapatnya.
Beberapa usulan terlontar. Ada yang minta menggembok pagar pintu gerbang kampus agar semua tidak bisa masuk. Juga, ada yang usul membuat surat aduan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
"Kalau pagar pintu gerbang kita gembok biar tidak ada yang bisa masuk. Tidak hanya mahasiswa, semua biar tidak bisa masuk," kata mahasiswa dari Fakultas Perikanan.
Tidak itu saja. Di ajang konsolidasi ternyata ada juga yang menyampaikan kalau pasca aksi unjuk rasa sebelumnya, banyak mahasiswa yabg diintimidasi oleh pihak universitas.
"Ternyata semua fakultas mendapatkan intimidasi itu. Bahkan, ada yang diintimidasi dengan cara mengaitkan lewat proses skripsi," imbuh Chelvin.
Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Unisla berunjuk rasa menuntut penyelesaian dengan adanya dualisme kepemimpinan kampus. Alasannya, mahasiswa merasa terganggu. Baik secara administrasi maupun jalannya perkuliahan.
Termasuk tentang nasib wisuda mahasiswa. Mereka khawatir tradisi kewajiban wisuda tahun 2023 terancam batal. Padahal, itu satu-satunya harapan utama sebagai penanda sarjana.
Diketahui, hampir tiga bulan ini Unisla perguruan tinggi swasta terbesar di Lamongan ini memanas. Muncul dua kepemimpinan. Ada Pj Rektor Dody Eko Wijayanto dengan Ketua Yayasan (YPPTI Sunan Giri) Wardoyo dan Pj Rektor Abdul Ghofur.l dengan Ketua Yayasan Bambang Eko Mulyono.
Sementara ini, dua kubu mengklaim sama-sama sah. Tentu, mereka memiliki dasar, data dan argumentasi masing-masing.